
Ramadan merupakan bulan suci yang penuh berkah, di mana umat Muslim seluruh dunia menjalani ibadah puasa sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Selain itu, bulan Ramadan juga menjadi waktu yang sangat tepat untuk memperbaiki hubungan antar sesama, termasuk hubungan dengan saudara-saudara kita.
Pada saat ini, menjaga hubungan baik dengan saudara sangat penting, terutama di tengah berbagai ujian kehidupan yang terkadang memicu perselisihan. Menghindari permusuhan, caci maki, dan ghibah menjadi salah satu hal yang sangat dianjurkan dalam Islam, terutama di bulan Ramadan yang penuh dengan kesempatan untuk meningkatkan amal ibadah.
Silaturahmi adalah salah satu bentuk hubungan yang harus dijaga oleh setiap Muslim. Rasulullah SAW menyebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, “Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari).
Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga hubungan baik dengan saudara, baik saudara seiman maupun saudara kandung. Hubungan yang baik dengan saudara bukan hanya memberikan manfaat dalam bentuk kebahagiaan duniawi, tetapi juga dapat memperkuat iman dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah.
Pada saat Ramadan, ketika umat Muslim berpuasa, waktu untuk beribadah menjadi sangat berharga. Namun, seringkali dinamika hubungan dengan saudara bisa menjadi ujian tersendiri. Mungkin ada perbedaan pendapat atau kesalahpahaman yang timbul. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya permusuhan atau bahkan kebencian. Namun, sebagai seorang Muslim, kita harus senantiasa mengingat untuk menjaga hubungan baik dengan saudara, menghindari konflik, dan berusaha untuk saling memaafkan.
Menghindari Caci Maki dan Permusuhan
Caci maki dan permusuhan hanya akan membawa keburukan bagi kedua belah pihak. Bahkan, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, ia tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh membiarkannya terzalimi.” (HR. Muslim). Hadis ini menegaskan pentingnya menjaga keharmonisan dan saling menghargai dalam hubungan antar sesama.
Baca Juga: Merawat Silaturahmi Membangun Keutuhan Persaudaraan
Saat kita marah atau merasa terprovokasi, caci maki bisa menjadi salah satu reaksi yang paling cepat muncul. Namun, marah atau berucap kasar justru akan menambah keretakan hubungan dan memperburuk situasi. Di bulan Ramadan, kita diajarkan untuk mengendalikan diri, menahan hawa nafsu, dan berusaha menjaga tutur kata.
Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis lainnya: “Jika kamu berpuasa, maka janganlah kamu berkata kotor dan berbuat keji. Jika ada yang mencaci maki atau mengajak berkelahi, maka katakanlah ‘sesungguhnya aku sedang berpuasa.’” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam hadis ini, kita diajarkan untuk tetap menjaga perilaku baik, meski dalam situasi yang menantang.
Ramadan bukan hanya ujian fisik untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga ujian emosi dan perilaku. Oleh karena itu, menjauhkan diri dari perbuatan caci maki dan permusuhan sangat penting untuk menjaga keharmonisan dalam hubungan keluarga dan sesama umat Islam.
Selain caci maki, ghibah atau menggunjing juga menjadi salah satu perbuatan yang harus dihindari, terutama dalam hubungan antar saudara. Ghibah sering kali dianggap ringan, namun sejatinya ia adalah dosa besar dalam Islam. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Adakah salah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentunya kamu merasa jijik untuk itu. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12).
Di bulan Ramadan, saat kita berusaha membersihkan hati dan meningkatkan kualitas ibadah, penting bagi kita untuk menahan diri dari melakukan ghibah. Menggunjing saudara atau orang lain hanya akan menambah dosa dan merusak hubungan. Rasulullah SAW menegaskan dalam hadis, “Jauhilah perbuatan ghibah, karena ghibah itu lebih buruk daripada zina.” (HR. Ibn Hibban). Hal ini menunjukkan betapa besar dampak negatif dari ghibah dalam hubungan sesama.
Saat Ramadan, kita diberi kesempatan untuk membersihkan hati dan berusaha lebih mendekatkan diri kepada Allah. Salah satu cara untuk memperbaiki hubungan dengan saudara adalah dengan berbicara baik tentang mereka, bukan malah mencari-cari keburukan atau kesalahan mereka untuk digunjingkan. Menghindari ghibah akan menjaga kedamaian hati dan meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.
Menggunakan Ramadan untuk Memperbaiki Hubungan
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan yang retak dengan saudara. Di bulan yang penuh berkah ini, kita sebaiknya memanfaatkan kesempatan untuk saling memaafkan dan berbagi kebaikan. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan sesama, bahkan dalam kondisi yang penuh ujian. Beliau bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi.” (HR. Bukhari).
Baca Juga: Nilai Toleransi dan Persaudaraan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari
Bulan Ramadan dan menjelang Lebaran adalah momen yang sangat cocok untuk menyatukan hati. Saat berbuka puasa bersama keluarga atau saling mengunjungi saudara, kesempatan ini dapat dijadikan momen untuk berdamai, memperbaiki hubungan, dan saling memaafkan. Dengan begitu, hubungan silaturahmi yang terjalin akan semakin erat dan memberi banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat.
Menjaga hubungan baik dengan saudara adalah tanggung jawab kita sebagai umat Islam. Di bulan Ramadan, kita diberikan kesempatan yang sangat besar untuk memperbaiki hubungan antar sesama, menghindari permusuhan, caci maki, dan ghibah. Semua ini adalah bagian dari upaya untuk mencapai keridhaan Allah.
Melalui hubungan baik, saling memaafkan, dan berbicara dengan baik, kita akan semakin dekat dengan nilai-nilai luhur dalam Islam. Semoga di bulan Ramadan ini, kita dapat memperbaiki hubungan kita dengan saudara, menjaga kedamaian hati, dan memperoleh pahala yang berlimpah dari Allah.
Penulis: Albii