
Kalimat “semoga kau kuat, kuatlah, menjadi kuat, orang kuat” yang sering kita ucapkan tentunya memiliki arti. Apa yang terlintas dalam pikiranmu tentang apa arti sebenarnya kuat itu? Tentunya banyak orang yang memaknai berbeda-beda. Ada yang mengatakan bahwa kuat itu bisa angkat beban berat, ada yang berpendapat bahwa kuat itu tidak nangisan, ada juga yang berpendapat bahwa kuat itu yang menang dalam pertarungan. Dan lain sebagainya, tentu kamu pun mempunyai pendapat sendiri tentang kuat itu sendiri.
Disini kita akan membahas tentang kuat yang mana, kuat itu agar bisa lembut dan peka, lembut disini mengarah pada hati. Banyak orang yang menginginkan untuk menjadi kuat, tetapi mereka selalu mengarah pada fisik dimana kuat itu bisa mengangkat beban, mampu bertarung dan memiliki otot yang besar. Kuat pun banyak diidentikkan dengan laki-laki.
Berbincang tentang lelaki, sudah menjadi hal yang wajar jika laki-laki memiliki kekuatan yang kuat dan lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Hal ini bertujuan untuk menjadikan laki-laki sebagai pemimpin sekaligus pelindung bagi perempuan. Namun, apakah kamu melihat disekitar mu, bahwa laki-laki benar-benar melindungi perempuan menggunakan kekuatan nya?
Apakah laki-laki yang ada disekitar mu menggunakan kekuatan mereka dengan baik? Untuk melindungi dan membantu perempuan? Perlu kita ketahui bahwa, berkekuatan itu diperlukan agar laki-laki bisa bersikap lembut secara bermartabat. Bukannya menggunakan kekuatan mereka dengan semena-mena. Tutur kata dan sikap yang lembut pun dibutuhkan bukan hanya perempuan saja, melainkan juga dibutuhkan anak-anak.
Kuat, tetapi bisa lembut dan peka, mungkin itu yang seharusnya laki-laki miliki. Menjadi kuat, menjadi kokoh, dan tak mudah retak, tetapi lembut dan sensitif. Karena suatu hal yang harus lelaki pahami tentang perempuan dan anak-anak, bahwa mereka memiliki hati yang rentan terluka, yang mana jika berbicara dengan mereka dengan keras apalagi membentak- bentak. Maka para perempuan dan anak-anak pun kebanyakan dari mereka akan menangis. Bukannya mereka cengeng, namun memang fitrah nya perempuan dan anak-anak mudah menangis dan tak tahan dengan kekerasan.
Orang-orang terkadang lupa mengenai apa makna kuat sebenarnya, melalaikan dan tidak berhati-hati. Tanpa disadari, jika seseorang tidak dapat menahan amarahnya, lantas apa yang terjadi? Adanya emosi yang meledak-ledak yang dapat memicu kekerasan. Kekerasan sebenarnya sudah dilarang dan termasuk tindak pidana. Dan Pemerintah juga melindungi dengan adanya UU untuk melindungi perempuan dan anak dari kekerasan dalam rumah tangga yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Para lelaki pun juga butuh pemahaman agar tidak menyalahgunakan kekuatan nya sekaligus mengetahui dan paham akan makna arti kuat yang melekat pada diri lelaki itu sendiri. Lantas, Siapa laki-laki yang hebat? Laki-laki yang sanggup menengok masa lalu untuk menggagas masa depan. Laki-laki hebat punya leher yang kuat untuk menengok masa lalu dan kuat menatap masa depan. Leher laki-laki hebat itu kuat, otaknya luas, dan nuraninya lapang.
Dikutip dari buku Negeri tanpa laki-laki karya Eko Novianto Nugroho, 2014, bahwa Laki-laki sebenarnya tak mengizinkan dirinya lemah, karena justru dengan kekuatannya itu, laki-laki bisa bersikap lembut pada dunia. Jangan bercita-cita menjadi lemah agar bisa lembut dan peka, ingat para buaya tak mengizinkan rahangnya lemah dengan alasan agar rahangnya lembut. Para singa juga demikian. Laki-laki tak mengizinkan dirinya lemah. Dengan kekuatannya itu, laki-laki bisa bersikap lembut pada perempuan-perempuan nya dan pada dunia.
Untuk itu, teruntuk laki-laki agar selalu berbenah, memperbaiki diri dalam bersikap sekaligus berucap. Karena sejatinya perempuan dan anak-anak butuh lelaki yang benar-benar kuat, kuat yang bagaimana? Kuat yang bisa lembut dan peka. Kata-kata yang mungkin kamu anggap biasa saja, itu mungkin bisa jadi melukai hati mereka. Dan cobalah belajar untuk lebih peka, yang terkadang perempuan seringkali merasa butuh pertolongan, tetapi kebanyakan dari mereka malu untuk mengungkapkan yang akhirnya mereka salahpaham, yang kebanyakan dari perempuan menganggap bahwa lelaki banyak yang tidak peka, karena tidak bisa mengerti apa yang dibutuhkan perempuan. Untuk itu belajarlah menjadi lelaki kuat, yang bisa lembut dan peka. Maka secara otomatis, kamu juga akan dihormati, dihargai dan dikenal oleh perempuan dan anak-anak sebagai lelaki yang hebat.
Penulis: Ara
Pegiat Literasi di Sanggar Kapoedang.