
Menebarkan Nilai Kasih Sayang dengan Sesama Manusia
Basmalah atau Bismillahirrohmaanirrohiim merupakan pelajaran yang sangat penting untuk dipahami dengan baik dan benar, dikaji dan direnungkan hikmah kandungannya, kemudian diamalkan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Di mana Basmalah dari sisi penulisan dalam mushhaf Al-Qur’an tertulis 114 kali, hal ini menunjukkan betapa pentingnya kandungan Basmalah. Basmalah tertulis 113 kali pada awal setiap surah, kecuali pada awal surah baro’ah atau at-Taubah tidak tertulis Basmalah, tentunya bukan sekedar pemisah antara satu surah dengan surah lainnya, melainkan ada pelajaran penting yang harus dipahami oleh umat Islam.
Basmalah secara wawasan umum, kenapa tidak tertulis pada awal surah At-Taubah? Ada beberapa alasan, yaitu: (1) Memang dari sisi tulisan seluruh mushhaf Al-Qur’an, tidak ada tulisan Basmalah. (2) Sisi periwayatan bacaan Al-Qur’an, semua imam qira’at, yang tentunya bersumber dari Nabi Muhammad SAW, tidak membaca Basmalah pada awal surah At-Taubah. (3) Basmalah adalah ayaturrohmah –ayat perdamaian yang mengandung keselamatan, sedangkan awal surah At-Taubah merupakan murka Allah SWT kepada orang-orang musyrik Quraisy.
Lantas di mana tulisan Basmalah yang satunya, sehingga tulisan Basmalah tetap dalam mushhaf Al-Qur’an tertulis 114 kali? Jawabannya adalah tulisan Basmalah tertulis pada firman Allah SWT surah An-Naml/27 ayat 30, hal ini menunjukkan bahwa Kitab Suci Al-Qur’an itu merupakan mukjizat yang sangat sempurna, tidak ada cacat dan tidak ada kekurangannya. Sekaligus memberikan informasi tulisan Basmalah yang tertulis pada surah An-Naml/27 ayat 30 terkait dengan sejarah dan peristiwa besar, yaitu sejarah hidup Nabi Sulaiman AS, ketika menulis surat yang kemudian dikirimkan ke Ratu Bilqis melalui perantaraan burung Hud hud. Lengkapnya isi surat tersebut adalah:
إِنَّهُۥ مِن سُلَيۡمَٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَيَّ وَأۡتُونِي مُسۡلِمِينَ
Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.(Q. S. An-Naml/27: 30-31).
Baca Juga: Keutamaan dan Keberkahan Membaca Basmalah
M Quraish Shihab memberikan informasi: “Hud hud yang merupakan salah satu tentara Nabi Sulaiman AS itu, memiliki kemampuan dan keistimewaan yang melebihi kemampuan jenis-jenisnya yang lain. Ini terlihat dengan jelas pada kisahnya di mana burung itu dapat mengetahui situasi kerajaan Saba’, serta keadaan masyarakatnya, pengetahuan yang dapat dijangkau oleh manusia yang amat berakal, suci dan amat bertakwa (Shihab, 217: 2002).
Wahbah Mushthafa Az-Zuhaili memberikan penjelasan: “Ratu Bilqis membacakan surat tersebut di hadapan para pembesar-pembesar kaumnya, isi surat tersebut sangat fasih dan singkat, kefasihannya mencakup tiga perkara. Pertama, bismillah yang menunjukkan keberadaan Allah SWT, keesaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan rahmat-Nya. Kedua, larangan kesombongan yang bisa menghalangi sampainya kebenaran kepada diri, dan larangan mengikuti hawa nafsu. Ketiga, perintah untuk berserah diri (Islam) atau perintah untuk mengikuti dan menaati perintah Nabi Sulaiman (Az-Zuhaili, 320: 2005).
M Nashib Ar-Rifa’i memberikan penafsiran: “Nabi Sulaiman AS menulis surat lalu memberinya kepada Hud hud. Ia membawanya kepada Balqis dan kaumnya. Hud hud menuju istana yang biasa ditempati Balqis sendirian. Hud hud melemparkan surat itu ke hadapannya dari menara. Kemudian Hud hud berpaling ke sebuah sudut. Maka bingung dan tercenganglah Balqis karena apa yang dilihatnya. Kemudian dia memungut surat itu, lalu membacanya. Isi surat itu ialah, “Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya berisi, ‘Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Janganlah kamu sekalian berlaku sombong kepadaku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri (Ar-Rifa’i, 630: 2001).
Dari beberapa informasi di atas, dapat dipahami bahwa Basmalah mulai ditulis oleh Nabi Sulaiman, di mana intinya adalah menjelaskan terkait nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang harus dicontoh oleh setiap manusia, khususnya umat Islam. Bagaimana Basmalah yang dibaca setiap harinya tidak kurang dari 40 kali, mengikuti alur salat wajib lima waktu dan salat sunnahnya, mencontoh sifat kasih sayang Allah SWT untuk menebarkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Cara Membaca Basmalah
Dalam kaitannya dengan membaca Al-Qur’an, basmalah memiliki tiga keadaan, yaitu : membaca basmalah di awal surah, membaca basmalah di tengah surah, dan membaca basmalah di antara dua surah.
Pendapat para Imam Qira’at: (1) Basmalah di awal surah – semua imam sepuluh sepakat membaca basmalah pada setiap membaca awal dari semua surah dalam Al-Qur’an, kecuali awal surah Bara’ah/At-Taubah. Mereka sepakat tidak membaca basmalah ketika mulai membaca awal surah Bara’ah/At-Taubah. Ulama’ berbeda pendapat tentang hukum membacanya, Imam Ibnu Hajar (wafat 974 H) dan Al-Khatib mengatakan haram membaca basmalah di awal surah Bara’ah, sedangkan ditengahnya makruh. Imam Ar-Ramli mengatakan makruh membaca basmalah di awal surah Bara’ah dan sunnah di tengah surah, seperti halnya sunnah di tengah-tengah surah lainnya.
Baca Juga: Mengenal Surah Al-Fatihah Secara Komprehensif (1)
(2) Basmalah di tengah surah – semua imam sepuluh memberikan kebebasan kepada pembaca Al-Qur’an, untuk membaca basmalah atau tidak pada saat mulai membaca ayat dari tengah surah, kecuali tengah surah Bara’ah. Sebahagian dari mereka melarang membaca basmalah pada tengah surah Bara’ah, seperti halnya dilarang membaca basmalah pada awal surah Bara’ah. Sebahagian dari mereka membolehkan membaca basmalah di tengah surah Bara’ah, seperti membolehkannya membaca basmalah di tengah surah lainnnya. (3) Basmalah di antara dua surah – Qalun, Ibnu Katsir, ‘Ashim, Al-Kisa’i, dan Abu Ja’far memisah dua surah dengan membaca basmalah. Sementara Warsy, Abu Amr, Ibnu Amir dan Ya’qub membaca akhir dan awal surah dengan tiga cara, yaitu : memisahnya dengan basmalah, sakt tanpa basmalah, dan menyambung suatu akhir surah dengan awal surah berikutnya tanpa membaca basmalah. (Salim, 2007: 55).
Keutamaan Basmalah
Dalam sebuah riwayat diberikan informasi terkait dengan keutamaan Basmalah, bahwa pertama yang diturunkan malaikat Jibril AS kepada Nabi Muhammad SAW adalah: “Berkata malaikat Jibril AS: ‘Ya Muhammad’, Katakanlah: “Aku berlindung bis samii’il ‘aliimi minasy-syaithaanir rojiim – dengan Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan setan yang terkutuk. Kemudian katakan: “Bismillahirrohmaanirrohiim (Ath-Thabari, 79: 1995).
Pada referensi lain ditemukan riwayat: “Kullumriin dzii balin laa yubdau fiihi Bismillahirrohmaanirrhiim fahuwa aqtha’u au ajdam – tiap-tiap perbuatan penting yang tidak dimulai dengan Bismillahirrohmaanirrohiim maka putus atau buntung (kurang berkah). Hal ini dinukil pula oleh M Quraish Shihab pada karyanya Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, “Rasulullah SAW bersabda: “Setiap perbuatan penting yang tidak dimulai dengan Bismillah, maka pekerjaan tersebut tidak sempurna atau cacat”, (Shihab, 9: 1997).
Dari beberapa informasi di atas, maka seyogyanya setiap pekerjaan yang kita kerjakan, maka mulailah dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang tentunya disertai dengan mencontoh sifat kasih sayang-Nya, tidak cukup hanya dengan ucapannya saja, melainkan praktik langsung menebarkan nilai-nilai kasih sayang dalam kehidupan.
Isi Kandungan Basmalah
Nabi Muhammad Saw berpesan agar manusia selalu berusaha untuk mencontoh Allah Swt dalam sifat-sifat-Nya, “Berakhlaklah kamu dengan akhlak Allah.”
Abu Hurairah Ra meriwayatkan sabda Rasulullah Saw., yang “mendekatkan” gambaran besarnya rahmat Allah Swt: “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Allah SWT menjadikan rahmat itu seratus bagian, disimpan disisi-Nya sembilan puluh sembilan dan diturunkan-Nya ke bumi ini satu bagian. Satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh makhluk. (Begitu meratanya sampai-sampai satu bagian yang dibagikan itu diperoleh pula oleh) seekor binatang yang mengangkat kakinya karena dorongan kasih sayang, khawatir jangan sampai menginjak anaknya. “(H. R. Muslim).
Baca Juga: Jaminan Keutuhan Pemeliharaan Kitab Suci Al-Qur’an (3)
Ada ulama’ yang memahami kata Ar-Rahmaan sebagai sifat Allah SWT yang mencurahkan rahmat tetapi bersifat sementara di dunia ini, sedang Ar-Rahiim adalah rahmat-Nya yang kekal. Rahmat-Nya di dunia yang sementara itu meliputi seluruh makhluk, tanpa kecuali dan tanpa membedakan antara Mukmin dan kafir. Sedangkan rahmat yang kekal adalah Rahmat-Nya di akhirat, tempat kehidupan yang kekal, yang hanya akan dinikmati oleh makhluk-makhluk yang mengabdi kepada-Nya.
Mari kita tebarkan Basmalah dalam kehidupan untuk silih asah silih asih dan silih asuh.
Penulis: Dr. H. Otong Surasman, MA., Dosen Pascasarjana PTIQ Jakarta