bmtebuireng.online– Mahasantri putri Ma’had Aly mengikuti Bahsul Masa’il Regional di Situbondo (22-23 Januari 2016). Kegiatan berlangsung selama satu hari penuh ini, diselenggarakan oleh Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo.Diikuti oleh beberapa santri putri dari berbagai pondok pesantren yang ada di Jawa Timur, menjadi daya tarik tersendiri, karena acara semacam ini lebih identik dengan kaum bersarung.

Dalam kegiatan ini, setiap pesantren atau Ma’had Aly mengirimkan dua peserta sebagai delegasi. Di antara pesantren yang turut meramaikan acara ini adalah Pesantren Hidayatul Mubtadiat Lirboyo, Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton, Pesantren Modern al-Rifa’i Malang, Ma’had Aly Tebuireng, Ma’had Aly Sukorejo dan pesantren lainnya.

“Kegiatan Bahsul Masail ini merupakan kegiatan rutinan Ma’had Aly yang diselenggarakan setiap 3 tahun sekali,” tutur Juwairiyah, Mahasantri Ma’had Aly Sukorejo yang juga sebagai panitia. Ia juga mengatakan bahwa kegiatan ini juga bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Fatimatuz Zahro salah satu mahasantri putri Ma’had Aly Tebuireng yang mengikuti kegiatan ini mengaku mendapatkan pengalaman banyak. “Hadirnya kita disini, untuk menjalin silaturrahmi antar pesantren,” ungkap mahasantri putri semester 4 ini. “Selain itu, hal yang paling penting dalam mengikuti kegiatan ini adalah belajar dari teman – teman yang sudah ahli dalam bahsul masail,” tambahnya. Kesempatan kali ini adalah untuk pertama kalinya mahasantri putri ma’had Aly mengikuti Bahsul Masa’il di luar Jombang.

“Dengan mengikuti kegiatan Bahsul Masa’il di beberapa pesantren, kita berharap bisa memacu para mahasantri, khususnya kaum putri untuk selalu semangat dalam bermusyawarah kitab,” tutur Kholiliyah Amaliyah Rahmah selaku Ketua Forum Bahtsul Masa’il (FBM) Putri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Jombang.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam Bahsul Masa’il tersebut dibahas permasalahan seputar kadar istitho’ah atau kemampuan dalam waiting list menunaikan haji, hukum perempuan haid yang mengikuti perlombaan membaca al-Qur’an, trauma seorang anak yang tidak ingin membubuhkan nama ayahnya yang telah memperkosanya, dan mengenai lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK). Dilaksanakan selama satu hari penuh, pagi hingga siang, Bahsul Masa’il ini dibagi menjadi dua jalsah. (ifana/abror)