Luis Ibrahim Fernandes Martinez (paling tinggi) bersama Gus Ibrahim Khalilurrahman, Analis ICT European Commission dan seorang rekannya.

Negara Spanyol memiliki sejarah panjang terkait agama Islam. Bagaimana tidak, dulunya Spanyol yang dikenal sebagai “Tanah Andalusia” yang berarti tanah hijau di musim panas menjadi pemegang kekuasaan Islam terbesar di Benua Eropa. Islam mulai memegang kekuasaan di Andalusia pada abad ke 7 masehi dipelopori Sang Penakluk Thariq bin Ziad yang kemudian berada di bawah tampuk kekuasaan kerajaan Islam selama 8 abad lamanya.

Pada masa awal, Bani Umayyah memimpin Andalusia. Dari situ, dimulai peradaban baru di segala bidang mulai dari kesastraan, ilmu alam, teknik, dan banyak lainnya. Sayangnya kejayaan Islam di Spanyol redup seiring kalahnya kekuasaan Islam dibawah kekuasaan Bani Ahmar menjelang abad ke-15. Tak khayal, kaum muslimin berkurang setelah keruntuhan kekhalifahan Islam akibat perang sipil dan kekalahan terhadap kerajaan Kristen saat itu. Banyak dari mereka harus merelakan tanah kelahirannya mengingat pada masa peralihan kekuasaan diberi opsi berpindah agama atau keluar dari Spanyol. Pun begitu,  Banyak peninggalan Islam yang masih terawat meski kebanyakan sudah berubah fungsi.

Muslim di Spanyol tersebar di berbagai daerah mulai dari Catalunya, Andalusia, Madrid, Sevilla, Valencia dan beberapa wilayah lain. Sayangnya keberadaan Masjid sangat susah ditemui. Beberapa sisa peninggalan masih terlihat jelas diantaranya Mezquita de Los Osos de Sevilla. Los Osos artinya adalah “binatang beruang”, unik memang. Tidak banyak informasi tentang bangunan ini kecuali fakta bahwa dia dibangun sebelum abad ke-11, lebih dulu dari Masjid Agung Sevilla (sekarang telah menjadi Katedral dengan menara Giralda).

Ketika itu selain diperuntukan sebagai masjid, dulunya menjadi sebagai tempat ceramah dan kajian keagamaan bagi penduduk setempat. Setelah pemerintahan Islam berakhir, diberubah menjadi rumah sakit khusus TBC pada tahun 1290 lalu. Sekarang berfungsi sebagai Convent atau semacam sekretariat keagamaan. Muslim asli Spanyol pun mulai bergerak untuk membawa kembali kejayaan Islam paling tidak membangun dan menata kembali tempat ibadah umat muslim di Spanyol.

Luis Ibrahim Fernandes Martinez salah satu dari generasi muslim kedua di Sevilla Spanyol tergerak untuk berdakwah di jalan Allah menjadi penjaga alias marbot masjid. Jangan salah, lelaki yang sudah bertitel haji ini dulunya adalah seorang model internasional yang wajahnya sudah menghiasi banyak perusahaan mobil, busana, elektronik, penerbangan, hingga alat telekomunikasi. Tak terhitung jumlah pundi-pundi uang yang dia dapat selama menjadi model. Bayangkan berapa Euro (mata uang eropa yang juga digunakan di Spanyol) selama iklan itu ditayangkan per day rate. Cahaya blitz kamera yang setiap saat merekam wajahnya untuk model iklan kini pun tak ada. Dalam posisi Luis saat itu, adalah posisi puncak seorang model internasional. Kini, dia berkomitmen dengan totalitas membangun kembali kejayaan Islam melalui pembangunan Masjid di Sevilla setelah 7 abad lamanya tiada.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Lelaki berusia 34 tahun ini pun memulai perjuangannya dengan menjadi Amir masjid di Sevilla, sebuah kota di negara paling selatan di benua biru itu. Pria yang akrab disapa Luis ini pun mulai bergerilya untuk menghidupkan masjid di Spanyol khususnya untuk muslim di Sevilla. Menurut Luis sendiri Islam di Spanyol sangat moderat dan Rahmatan lil Alamin. Hal ini dibuktikan dengan dengan kesamaan visi dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU; yakni falsafah  “al Muhafadhotu ‘ala qodimi as shalih wa al akhdzu bi al jadidi al ashlah” memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.

Perkembangan Islam sendiri mulai menggeliat pasca runtuhnya diktator Franco sebagai tanda mulainya revolusi spiritual, intelektual dan pemikiran logis. Hal ini lah yang menjadi faktor pendukung Luis membangun puing-puing kejayaan Islam. Muslim yang juga minoritas dan kebanyakan berpenghasilan rendah di Spanyol, membuat Luis dan muslim lainnya melakukan daya upaya mewujudkan masjid di Sevilla.

Luis mulai bergerilya dari Malaysia hingga ke Indonesia. Tercatat Luis dan beberapa kawannya yang tergabung dalam Yayasan Mezquita de Seville melakukan penggalangan dana untuk pembangunan masjid, pusat kebudayaan Islam, klinik, dan sarana pendidikan Islam di Sevilla. Pembangunan sarana ibadah di Spanyol sendiri tidak mendapatkan dukungan dana dari pemerintah. Namun pemerintah Spanyol memberikan ijin pembangunan sarana ibadah sesuai regulasi umum.

Luis dan muslim Spanyol lainnya melalui jejaring Yayasan Mezquita de Sevilla secara viral berdakwah dan menggalang dana untuk mewujudkan impian muslim Spanyol di Sevilla melalui gerakan “I Support Mezquita de Sevilla”  via halaman Facebook serta jejaring sosial lain, seminar, kuliah umum, dan media informasi lainnya. Bahkan Luis dan beberapa teman muslim Spanyol lainnya diundang dalam Forum International Summit of the Moderate Islamic Leaders yang diselenggarakan oleh PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) pada 9-11 Mei di JCC untuk mendapatkan dukungan moril dari muslim di seluruh dunia.

*Sumber: Ibrahim Kholilurrahman, Analis ICT European Commission tinggal di Sevilla dan Riana, Penulis buku Mommy Abroad.

Editor: Lutfi Bahruddin