Maryam Wanita Yang Disucikan Allah

Maryam binti Imran adalah Ibu dari Nabi Isa As. Ibu yang disucikan dan dipilih Allah di antara para wanita seluruh alam pada masanya. Maryam bin Imran merupakan satu-satunya wanita yang namanya diabadikan dalam Al-Quran urutan surat ke-19, yakni surat Maryam.

Ibunya Maryam merupakan wanita yang bertakwa dan taat beragama, ia merupakan putri dari syaikh salah satu pembesar Bani Israil. Orang tuanya Ibu Maryam terkenal sebagai orang yang taat beragama. Ketika Ibunya mengandung Maryam, sang ibu bernadzar kepada Allah untuk menghibahkan anak yang dikandungnya sebagai pelayan rumah ibadah.

(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, agar (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” Maka ketika melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. “Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.” Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.[1]

Imran meninggal ketika Maryam masih usia balita. Kaum Bani Israil berselisih terkait siapa yang akan mengasuhn Maryam. Akhirnya, mereka membuat undian, yang dimenangkan oleh Zakaria, suami bibi Maryam. Di bawah asuhan Zakaria Maryam menjalankan kehidupan selanjutnya.

Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad). Padahal, engkau tidak bersama mereka ketika mereka melemparkan pena mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam dan engkau tidak bersama mereka ketika mereka bersengketa.[2]

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Masa kecil Maryam berlalu di mihrab sebagai ahli ibadah dan pelayan tempat ibadah seperti nadzar ibunya kepada Allah. Sampai akhirnya Allah mengangkat derajatnya melalui perantara malaikat. Allah memilih Maryam sebagai Ibu dari anak yang akan terlahir tanpa bapak.

(Ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Wahai Maryam, sesungguhnya Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang (kelahiran anak yang diciptakan) dengan kalimat dari-Nya, namanya Isa Almasih putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat serta termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).[3]

Saat mendengar kabar bahagia itu Maryam sangatlah ketakutan, ia bingung. Ia tidak pernah bersentuhan dengan laki-laki sama sekali bagaimana mungkin bisa hamil. kemudian ia mengangkat tangan, menengadahkan wajahnya ke langit seraya berkata:

Dia (Maryam) berkata, “Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!” Dia (Jibril) berkata, “Demikanlah.” Tuhanmu berfirman, “Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebesaran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan.”[4]

Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Jika Allah sudah berkehendak semua pasti akan terjadi. Akhirnya Maryam menerima keputusan dan takdir Allah yang telah ditetapkan.

Maryam dikenal sebagai wanita yang selalu menjaga diri dan kesuciannya oleh kaumnya. Karena hal ini kaumnya menuduh Maryam berbuat dosa dan melontarkan perkataan-perkataan yang penuh dusta. Akan tetapi Maryam dengan sabar menghadapi semuanya. Maryam bahkan menerima sesuatu yang lebih berak dari pada kematian demi anaknya yang dijanjikan akan mendapatkan kemuliaan yang besar. Ketika Isa As, masih dalam kandungan Maryam sudah diberitahu bahwa kelak anaknya akan menjadi seorang Rasul.

Baca Juga: Pentingnya Membaca Surah Maryam Bagi Ibu Hamil


[1] QS. Ali Imran: 35-37

[2] QS. Ali ‘Imran, 44

[3] Ibid, 45

[4] QS. Maryam: 20-21


Referensi: Sayyidat Bait an-Nubuwwah


Ditulis oleh Almara Sukma, alumnus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari