Berawal dari banyaknya santri yang memiliki potensi untuk memainkan musik banjari dan hadrah, para santri senior SMA A. Wahid Hasyim, MA Salafiyah Syafi’iyah, SMP A. Wahid Hasyim, dan MTs Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng berinisiatif untuk membuat sebuah Jam’iyyah selawat sebagai wadah bagi para santri untuk menyalurkan minat dan bakat mereka di bidang tersebut, menaungi unit di Pesantren Tebuireng baik putra maupun putri.
Kubahireng (Kumpulan Banjari Hadrah Tebuireng) didirikan pada tanggal 14 Maret 2016 di Pondok Putra Pesantren Tebuireng. Jumlah seluruh anggota Kubahireng putra saat ini kurang lebih 200 orang, sedangkan untuk yang putri berjumlah kurang lebih 150. Adapun grup dari unit MTs SS bernama Al-Fatihah, unit SMP A WH bernama An-Nahdiyah, unit SMA AWH bernama Hikmatun Balighoh, sedangkan unit MASS bernama Al-Jalalah. Rencana kedepannya akan ditambah lagi dari unit Muallimin.
Untuk menganal lebih jauh tentang kegiatan Kubahireng dan beberapa prestasinya, berikut hasil wawancara tebuireng.online dengan Pembina Kubahireng, yaitu Ustadz Hilmy.
Bagaimana tanggapan ustadz terkait kemenangan Kubahireng untuk yang kesekian kalinya?
Alhamdulillah, Kubahireng selalu aktif dan mampu menunjukkan eksistensinya. Selain membanggakan kita semua, prestasi yang selama ini diraih oleh anak-anak Kubahireng patut disyukuri.
Apa rahasia yang selama ini diterapkan untuk mengembangkan sekaligus mempertahankan eksistensi Kubahireng yang selalu berhasil meraih kemenangan diberbagai event?
Saya kira, tidak ada rahasia dari kita. Mungkin yang paling membantu dalam penampilan anak-anak yang selalu konsisten dalam meraih penghargaan adalah karena latihan yang serius dan istikamah. Dimana kita melakukan latihan dua kali dalam seminggu pada Senin malam dan Kamis malam (putra), Selasa malam dan Rabu malam (putri). Mungkin ada tambahan latihan selama seminggu sebelum hari perlombaan.
Bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas Kubahireng agar selalu berkembang?
Kita sering mengacu pada lagu-lagu munsyid/penyanyi dari Timur Tengah, seperti Syaikh Imad Rami, Ummi Kulsum, Syaikh Nuruddin dll dan tentunya berdasarkan masukan-masukan dari para senior-senior Kubahireng.
Apa harapan kedepannya untuk Kubahireng?
Harapannya, semoga Kubahireng semakin lebih baik lagi, sehingga bisa dikenal lebih luas lagi oleh masyarakat umum.
Adakah cita-cita yang belum tercapai selama Kubahireng berdiri hingga saat ini?
Cita-cita atau keinginan yang belum tercapai adalah membuat album rekaman. Semoga Bapak Pengasuh berkenan memberi jalan serta doa restu untuk kita, lebih-lebih lagi Kubahireng dapat memiliki Studio Rekaman dengan seluruh kelengkapan untuk mengikuti kemajuan di era digital yang semakin marak di media sosial guna mengenalkan seni banjari dan hadrah di media sosial. Peran santri Tebuireng dalam melestarikan kesenian Banjari dan Hadrah di era 4.0 sangat perlu diapresisi. Sehingga peran Kubahireng dapat menjawab kebutuhan masyarakat dalam menanggkal radikalisasi yang banyak tersebar di media sosial.
Pewarta: Rafiqatul Anisah
Publisher: RZ