Tebuireng, 16/02/22.  Tebuireng, 16/02/22. Rombongan PBNU Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) dan perwakilan beberapa PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama) dari berbagai daerah di Indonesia. Roombongan tersebut tiba di Tebuireng pada pukul kurang lebih 14.00 WIB. Sebelumnya rombongan usai melakukan ziarah ke makam pendiri NU lainnya, yaki KH. Bisri Syansuri dan KH. Wahab Hasbullah.

Dalam kesempatan itu, Katib ‘Am PBNU KH. Ahmad Said Asrori turut hadir dan memimpin tahlil bersama pengurus PBNU di area makam zuriyah Pesantren Tebuireng. Sebelum tahlil bersama, beliau sedikit menyinggung tentang salah satu Pengasuh Tebuireng, yakni KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Beliau menceritakan bahwa dulu ada seorang pelukis bernama Joko Sosilo. Ia merupakan pelukis bergagama Katolik dari etnis Tionghoa. Beliau telah melukis beberapa ulama besar di Indonesia, di antaranya KH. Maimoen Zubair, KH. Mustofa Bisri, KH. Abdurrahman Wahid. Ketika melukis foto KH. Hasyim Asy’ari orang Cina Katolik ini mengatakan, “Kalau tidak ada orang ini, tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia tidak merdeka”. Begitu yang disampaikan oleh Kyai Ahmad Said Asrori.

Singkat cerita pelukis ini tiba-tiba mengajak KH. Ahmad Said Asrori mengunjungi makam Gus Dur di Jombang. Waktu itu ditengah bencana gempa tektonik akibat letupan gunung Merapai yang menimpa Yogjakarta, Magelang dan sekitarnya. Sampai di makam Gus Dur, Joko Susilo bersyahadat di samping pusara Gus Dur dengan persaksian KH. Ahmad Said Asrori.

Pewarta Yuniar Indra

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online