ilustrasi nabi musa

Begitu menakjubkannya kisah Nabi Musa dalam al-Quran. Siapa yang akan menebak pada zaman itu anak asuh dari manusia yang mengaku Tuhan menjadi nabi. Padahal Fir’aun sudah curiga dengan anak asuhnya itu yang akan menghancurkan hidupnya. Tapi atas izin Allah yang membuat skenario sedemikian rupa sehingga semua hal mungkin terjadi.

Awal Allah mengangkat Nabi Musa sebagai utusan, Ia memberinya mukjizat untuk berdakwah pada Fir’aun dan kaumnya. Sebelumnya, Nabi Musa dan istrinya pada suatu malam akan pergi ke lembah Aden Selatan bukit Tursina. Mereka berdua memilih jalan yang tidak biasa dilewati guna menghindar dari raja yang zalim lagi keji. Begitu gelap jalan yang meraka lalui, hanya ada cahaya dari obor yang Nabi Musa pegang.

Saat berada di lembah Tuwa, obornya padam. Tidak ada pematik yang bisa menyulut lagi obor tersebut. Ternyata dari kejauhan tampak seperti cahaya api. Mereka berharap dapat menyulut obor dengan api tesebut atau bertemu orang yang bisa mengarahkan jalan.

Perlahan Nabi Musa mendekati cahaya tersebut dan menyuruh istrinya untuk tetap diam di tempat. Ketika ia mulai dekat dengan cahaya, muncul sebuah suara. Suara tersebut menyeru Nabi Musa untuk mencopot sandalnya dan mengangkatnya sebagai rasul. Suara itu adalah bunyi surah At-Taha ayat 12-13:

اِنِّيْٓ اَنَا۠ رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَۚ اِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًىۗ ١٢

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Artinya: “Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu. Lepaskanlah kedua terompahmu karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, yaitu Tuwa.”

وَاَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوْحٰى ١٣

Artinya: “Aku telah memilihmu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).”

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ ١٤

Artinya: “Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku.”

Pemberian Mukjizat Nabi Musa

Setelah Allah melantik Nabi Musa sebagai rasul-Nya, Ia melengkapinya dengan sebuah mukjizat. Ada dua mukjizat yang Allah berikan saat itu: tongkat yang yang berubah menjadi ular dan tangan yang bercahanya.

Kebetulan Nabi Musa membawa tongkat. Allah menyuruhnya untuk melempar tongkat itu. Seketika itu tongkatnya berubah menjadi ular yang gesit lagi besar. Nabi Musa sedikit takut saat tongkatnya menjadi ular. Allah lalu menenangkannya dan menyuruhnya untuk memagang ular tersebut. Sekejap ular besar itu berubah menjadi tongkat seperti sedia kala.

Kisah itu Allah terangkan dalam surah At-Taha ayat 19-21:

قَالَ اَلْقِهَا يٰمُوْسٰى ١٩فَاَلْقٰىهَا فَاِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعٰى ٢٠قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْۗ سَنُعِيْدُهَا سِيْرَتَهَا الْاُوْلٰى ٢١

Artinya: “(Allah) berfirman, “Lemparkanlah (tongkat) itu, wahai Musa!” Maka, dia (Musa) melemparkannya. Tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Dia (Allah) berfirman, “Ambillah dan jangan takut! Kami akan mengembalikannya pada keadaannya semula.”

Allah juga menyuruhnya untuk mengempit telapak tangan kanannya di ketiak tangan kirinya sekaligus menggosokannya. Maha Kuasa Allah, tanganya dapat bercahaya setelah ia mengeluarkannya. Sebagaimana bunyi surah At-Taha ayat 23:

وَاضْمُمْ يَدَكَ اِلٰى جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاۤءَ مِنْ غَيْرِ سُوْۤءٍ اٰيَةً اُخْرٰىۙ ٢٢

Artinya: Rapatkanlah (telapak) tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia akan keluar dalam keadaan putih (bercahaya) tanpa cacat sebagai mukjizat yang lain.

Isi Munajat Nabi Musa

Allah telah mempersiapkan betul Nabi Musa sebelum menghapai Fir’aun dan kaumnya. Setelah Allah memberi mukjizat padanya, ia berdoa. Pertama-tama ia meminta agar Allah melapangkan dadanya dan memudahkan jalannya supaya mampu mengemban risalah dalam dirinya.

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْۙ ٢٥وَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْۙ ٢٦

Artinya: Dia (Musa) berkata, “Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku,

Lanjut ia berdoa supaya dapat cakap bicara. Sewaktu kecil ia pernah melahab bara api sehingga kurang fasih saat bicara.

Saat itu Fir’aun lagi menggondong Musa kecil. Namanya anak kecil tiba-tiba menarik jenggot Fir’aun dan menampar wajahnya. Begitu marah Fir’aun sampai inging membunuh tapi istrinya menenangkan hatinya agar tidak membunuh Musa kecil.

Fir’aun curiga apakah benar anak kecil di hadapannya tersebut bodoh. Ia lalu melakukan eksperimen dengan menyuguhkan sepiring kurma dan bara api. Apabila mengambil bara api, anak kecil di hadapannya benar bodoh dan tidak jadi untuk membunuhnya.

Kemudian Fir’aun melepaskan Musa kecil agar memilih antara dua piring itu denga sendiri. Awalnya Musa kecil akan mengambil kurma tapi datang malaikat Jibril yang mengarahkan tangannya agar mengambil bara api. Musa kecil lalu memasukkan bara api itu ke dalam mulutnya sehinggah kurang fasih berbicara.

وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْۙ ٢٧يَفْقَهُوْا قَوْلِيْۖ ٢٨

Artinya: “dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”

Ia juga meminta agar ada yang menemaninya saat dakwah. Ia memohon supaya Nabi Harun, saudaranya dapat mendampinginya. Sehingga dakwah yang mereka emban menjadi ringan sehingga dapar memperbanyak zikir pada zat Yang Kekal.

وَاجْعَلْ لِّيْ وَزِيْرًا مِّنْ اَهْلِيْۙ٢٩هٰرُوْنَ اَخِىۙ ٣٠

Artinya: “Jadikanlah untukku seorang penolong dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku.”

 اشْدُدْ بِهٖٓ اَزْرِيْۙ ٣١وَاَشْرِكْهُ فِيْٓ اَمْرِيْۙ ٣٢كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيْرًاۙ ٣٣وَّنَذْكُرَكَ كَثِيْرًاۗ ٣٤

Artinya: “Teguhkanlah kekuatanku dengannya, dan sertakan dia dalam urusanku agar kami banyak bertasbih kepada-Mu, dan banyak berzikir kepada-Mu.”

Allah adalah zat yang Maha Memberi lagi mengasihani sehingga seluruh doa yang Nabi Musa panjatkan Ia kabulkan bahkan memberi lebih dari pada itu. Sebagaimana bunyi surah At-Taha ayat 36-37:

قَالَ قَدْ اُوْتِيْتَ سُؤْلَكَ يٰمُوْسٰى ٣٦وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً اُخْرٰىٓۙ ٣٧

Artinya: “(Allah) berfirman, “Sungguh, telah diperkenankan permintaanmu, wahai Musa. Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan nikmat kepadamu pada kesempatan yang lain.”

Baca Juga: Muqoddasi Thuwa, Tempat Pengukuhan Kerasulan Nabi Musa as.


Penulis: Ahmad Basunjaya Ikhsan