
Tebuireng.online- Wartawan Tebuireng Online secara eksklusif memiliki kesempatan mewawancarai sesepuh NU, KH. Maimun Zubair yang akrab disapa Mbah Mun, Sabtu (22/04/17). Dalam kesempatan tersebut, beliau menghadiri undangan sebagai penceramah di Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir Jombang, dalam acara wisuda Al Quran bil ghaib, bin nadhor, dan Syu’bah al-lughah al-arabiyah.
Dalam wawancara yang berlangsung cukup singkat tersebut, Mbah Mun menyampaikan berbagai hal mengenai harapan beliau kepada seluruh penghafal Al Quran. “Al Quran itu harus dipelajari sedikit demi sedikit. Syukur-syukur sampek mendalam. Jadi, itulah kewajibannya. Orang hafal Al Quran itu adalah pilihan Allah. Sehingga, kalau sampai lupa maka ia dosa besar. Mendalami isi dan arti seluasnya. Jadi, jangan sampek terus memforsir pikiran. Tapi, sedapat mungkin bisa artinya. Jadi, tidak hanya membaca lafalnya, tapi lafal dengan makna,” tutur beliau.
Menurut beliau, tidak hanya santri putra saja yang boleh menghafal. Namun, santri putri pun juga diperbolehkan menghafal. Dengan syarat, mendapat restu kedua orang tua. Begitu juga dengan Mbah Mun saat menghimbau kepada seluruh santri putri yang ingin menghafal, namun tak direstui. “Yo… yo… jangan,” tegas beliau dengan logat kejawen yang kental.
Beberapa nasihat yang dapat dijadikan sebagai pegangan seorang santri yakni harapan beliau sebagai sesepuh, panutan, serta seorang guru yang mampu mencetak generasi muslim sejati. “Selain menghafal itu, kewajibannya adalah mendalami. Itu nanti, kalau sampai mendalami Ia akan mempunyai titel mu’tasid. La… kalau mendalam dan sampai menjadi alim, akan menyandang gelar sabiqun bil khoirot, itu saja pesan saya.” Pungkas kiai asal Sarang Rembang Jawa Tengah ini.
Pewarta : Ana Saktiani Mutia
Editor : Munawara, MS
Publisher : Munawara