Tebuireng.online – KH. Musta’in Syafi’i dalam acara pengajian kitab Adabul Alim wal Muta’alim yang diselenggarakan dalam memperingati Hari Santri Nasional yang dilaksanakan pada Kamis (22/10) menyampaikan beberapa hal terkait kitab Adabul Alim wal Muta’alim karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari sebelum membacakannya kepada para hadirin.

“Kitab ini menunjukan perhatian Hadratussyaikh terhadap akhlak santri yang lebih dikedepankan daripada metode belajarnya” ungkap beliau.

Kyai Ta’in, panggilan akrab beliau, juga memaparkan bahwa bagi Hadratussyaikh, yang dikedepankan dalam mencari ilmu ialah dengan mendownload situs Allah yang Maha Ilmu. Karena hanya Dia lah Sang Pemberi Ilmu itu sendiri, bukan dengan kecerdasan manusia. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa yang perlu berakhlak baik ialah seorang guru, barulah dengan uswatun hasanah para santri akan baik pula akhlaknya.

Di samping itu, beliau juga menjelaskan jika kitab Adabul Alim ini banyak dikaji dan dijadikan studi dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Bahkan ada juga sebuah studi yang menjelaskan bahwa Kitab Adabul Alim karya Hadratussyaikh ialah hasil jiplakan dari karya Imam Badruddin ibnul Jamaah yang diberi nama Tadzkirotusami’ wal Mutakalim fi Adaabil ‘Alim wal Muta’alim.

Namun Yai Ta’in memberikan beberapa kemungkinan terkait hal tersebut. Yang pertama, Tawafuq, kebetulan terdapat bab dan redaksi yang sama tapi tidak secara keseluruhan. Kemungkinan kedua ialah Kiai Hasyim ketika dulu mengajar masih menggunakan tulisan tangan, yang mana pada saat itu ditulis oleh santrinya dan setelah khatam dicetak menjadi kitab. Jika ada kesamaan dengan kitab lain, itu sebagai refrensi karya tulis saja. 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kitab Irsyadusarri, lanjut keterangan kyai Ta’in, bukanlah kitab karya Hadratussyaikh. Kitab tersebut merupakan kumpulan kitab-kitab Hadratussyaikh yang dikumpulkan oleh seseorang dan diberi nama Irsyadussari. Jadi semisal ketika ada yang menjadikan kitab Irsyadussari sebagai rujukan dinilai salah.

Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab dari santri-santri Tebuireng yang berada di luar negeri dan berlangsung sangat meriah.


Pewarta: Devi Yuliana