Ada 3 mahasantri Ma’had Aly Tebuireng berhasil menjadi juara 1 di event tahunan yakni debat bahasa Arab dalam Festival Nasional Zukhruf, Rabu (24/10/2024).
Ada 3 mahasantri Ma’had Aly Tebuireng berhasil menjadi juara 1 di event tahunan yakni debat bahasa Arab dalam Festival Nasional Zukhruf, Rabu (24/10/2024).

Tebuireng.online- Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya mengadakan event tahunan yakni debat bahasa Arab dalam Festival Nasional Zukhruf, Rabu (24/10/2024). Ada 3 mahasantri Ma’had Aly Tebuireng berhasil menjadi pemenang dalam lomba tersebut dan berhasil membawa pulang tropi, uang pembinaan senilai 1,5 juta.

Badar Laduni, M. Wildan Husin, dan M. Rasyid Irfan, berhasil mengharumkan kampus Ma’had Aly dengan prestasinya. Mereka bertiga mengaku, untuk mendapatkan juara, mereka harus mempersiapkan materi dengan baik.

“Persiapannya banyak, mulai dari menata jadwal pertemuan, memahami bagaimana cara berdebat dengan baik, mendalami materi yang sudah diberikan sebulan sebelum lomba, dan 3 hari sebelum lomba baru dapat tema dari panitia,” ungkap Badar saat diwawancarai.

Lomba yang dilaksanakan selama 2 hari ini menjadi lomba yang paling berkesan bagi ketiga mahasantri ini, “Lombanya itu hari Rabu 23 Oktober pagi, babak penyisihan tema pertambangan, jam 4 sore kita lolos perempat final. Terus debat sampai jam 7 malam dengan tema LGBT. Baru jam 12 pengumuman semi final, dan alhamdulillah lolos. Kamis pagi jam 9 langsung semi final dengan tema solusi dua negara untuk konflik Palestina dan Israel, itu masih boleh menggunakan rujukan handphone untuk mencari sumber data,” imbuhnya.

“Kemudian langsung pengumuman final, dan persiapan final langsung di atas podium. Kebetulan temanya diaspora terkait pemain naturalisasi dari luar. Nah, itu betul-betul kami berbicara dengan kualitas bahasa Arab yang kita miliki karena tidak boleh pakai alat bantu elektronik sama sekali,” ungkap mahasantri jurusan hadis dan ilmu hadis ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Di samping itu, ada 25 delegasi instansi yang menjadi pesaing mereka, seperti dari Madura, UIN Sunan Kalijaga, UIN Maliki, PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo.

Wildan mengungkapkan sedikit kesulitan yang dihadapi ketika maju menghadapi lawan, “Kesulitannya ya karena ini pertama kalinya, ada 15 tema, yang alhamdulillah kita kebagian 4 tema itu, dan kami bahas dengan rilet sesuai kehidupan sekitar, jadi kita bener-bener memaksimalkan pengetahuan yang sudah kami dapat dan berusaha menyampaikan dengan seenak mungkin di atas panggung,” jelasnya.

Karena baru pertama kali dan bisa menyabet juara, Wildan merasa sangat bersyukur.

“Kami sangat bersyukur atas hasil yang sudah kami peroleh. Kami juga sangat mengapresiasi support dari kampus, sangat tersanjung atas respon kampus yang bangga, kami percaya, kami tidak bisa sejauh ini kalau bukan karna doa beliau guru-guru kami dan org tua kami” imbuhnya.

Rasyid juga menceritakan awal mula mereka bertiga bisa menjadi delegasi dari Ma’had Aly.

“Sebelum jadi tim, kami itu emang orang yang suka speaking, karna backgroundnya hampir sama suka berdebat di bidang Bahtsul Masail, jadi kami memutuskan untuk menjadi 1 grup,” ungkapnya.

Ia juga berharap ajang ini bisa menjadikan evaluasi diri, “Semoga dengan lomba ini bisa  menjadi evaluasi diri bagi kami, dan bisa meningkatkan kualitas prestasi kami di kancah berbeda dan semoga dengan ini bisa menjadi support temen-temen yang lain, biar lebih semangat meng-upgrade kualitas pribadi,” pungkasnya di akhir wawancara.


Pewarta: Albi