ilustrasi: keluarga bahagia

Oleh: Ara*

Pernahkah Anda mendengar konsep bahasa kasih (Love Language)? Diprakarsai oleh penulis Gary Chapman, bahasa kasih tidak sulit untuk dipahami. Pada dasarnya setiap orang mempunyai cara berbeda dalam memberi dan menerima cinta.

Memahami apa arti bahasa kasih bagi orang tua kepada anak akan membuat hubungan semakin baik. Mereka yang mampu menggunakan bahasa kasih dan memahaminya membuat hubungan lebih bebas dari konflik dan saling pengertian. Yuk simak 5 bahasa kasih berikut ini;

Physical Touch (Sentuhan Fisik)

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang kurang kontak fisik dan emosional berisiko lebih tinggi mengalami masalah perilaku, emosional, dan sosial seiring pertumbuhannya. Jika anak memiliki bahasa kasih ini, coba berikan perhatian seperti mengelus kepala anak, menggenggam tangannya, mengusap punggungnya, dan mencium atau memeluknya adalah cara untuk menunjukkan cinta orang tua kepada anak.

Anak yang mempunyai love language berupa physical touch akan merasa tersakiti jika orang tuanya menghindari kontak fisik, tidak mau menggandeng tangan anak, mengindar jika ingin dipeluk, dll.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Act Of Service (Tindakan atau Memberikan Bantuan)

Hal ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang kesulitan mengungkapkan cintanya dengan kata-kata. Bagi anak yang  bahasa cintanya adalah tindakan bantuan dari orang tua jauh lebih penting daripada pujian atau motivasi lisan.

Anak ini akan merasa tersakiti jika orang tuanya tidak menawarkan bantuan kepadanya, tidak menghargai segala usahanya, orang tua terlihat cuek padahal si anak sedang berada dalam kesusahan, seorang anak yang memiliki bahasa kasih ini akan langsung berpikir “apakah kedua orang tuanya tidak perduli ya?”

Word Of Affiration (Kata-Kata dan Pujian)

Dalam bukunya, Words  Change the Brain: 12 Conversation Strategies to Build Trust, Resolve Conflict, and Create Intimacy, Newberg dan Waldman menulis bahwa kata-kata positif mengungkapkan  cinta, tidak hanya itu, tetapi juga dapat meningkatkan fungsi otak. Faktanya, ketika Anak lebih sering mengucapkan atau mendengar kata-kata positif daripada kata-kata negatif, pusat motivasi di otak anak diaktifkan dan anak lebih sering terlibat dalam perilaku positif.

Anak sangat suka mendengar hal-hal positif dan baik dari orang tua yang datang secara alami dan jujur. Anak yang mempunyai love language ini akan merasa sangat tersakiti jika ayah atau ibunya lebih sering mengkritik daripada memberi apresiasi kepada anak, tidak pernah menanyakan kabar anak dan orang tuanya tidak pernah mengajak deep talk kepada anak.

Receiving Gift (Memberi Hadiah)

Hadiah seringkali menjadi simbol ekspresi cinta. Banyak orang  memberikan hadiah tanpa mengkhawatirkan harga barangnya. Padahal, bagi mereka yang mengungkapkan dan memaknai cinta melalui hadiah, yang penting bukanlah harga atau nilai barang tersebut.  Ingatlah bahwa dengan Anda mencoba memikirkan hadiah yang unik dan segala hal  untuknya anak akan merasa disayangi. Anak ini merasa tersakiti jika orang tuanya tidak mengapresiasi pemberiannya yang sudah anak siapkan berulang kali atau orang tuanya jarang memberikan hadiah atau bisa dibilang tanda cinta ketika merayakan momen tertentu, misalnya saat ulang tahun, juara kelas, dll.

Quality Time (Menghabiskan Waktu Bersama)

Jika menghabiskan waktu berkualitas adalah bahasa cinta utama anak Anda, dia ingin Anda  menghabiskan waktu bersama. Misalnya duduk  di sofa bersama dan ngobrol tentang aktivitasnya dan hal lainnya. Waktu berharga ini bisa menjadi tanda bahwa Anda memberikan perhatian penuh pada anak.

Seperti dilansir dari University of Arizona Global Campus, manfaat waktu berkualitas sebenarnya bisa diterapkan pada hubungan non-romantis, seperti dengan teman. Orang yang menghargai waktu berharganya tidak  membutuhkan hadiah atau pujian. Selain itu, karena yang terpenting adalah upaya Anda untuk bersama,

Anak yang mempunyai bahasa kasih ini akan merasa tersakiti jika orang tuanya sibuk bermain HP ketika anak sedang berbicara atau bercerita, tidak fokus ke anak saat quality time atau lebih memilih menghabiskan waktu untuk hal lain daripada dengan anaknya.

Itulah bahasa kasih (Love Language) pada anak, orang tua diharapkan mampu mengenali bahasa kasih pada anak, sebab jika orang tua tidak tahu, anak akan merasa tidak disayangi oleh orang tuanya, hal ini yang dapat menyebabkan anak mengalami tantrum, sulit dinasehati, dan melakukan penyimpangan seperti tawuran, narkoba, LGBT, atau kenakalan yang lainnya.


*Aktif di Sanggar Kapoedang Tebuireng.