
Oleh: LY. Misnoto*
luka masa lalu telah abadi
pada tubuh dan kulit keriputnya
hanya tersisa riwayat di jalan tua
yang menjadi kenang bagi sepi
setelah dadanya berhenti melafalkan mantra
atau menerima segala tanya dalam genggaman
seorang anak masih mendekap tubuhnya
berharap air mata membangkitkan hidup
atau sekadar merapikan jantung
yang kehilangan asa
sesekali orang-orang menyumbang air mata
meski tak berharap sukma menyaksikan
dalam kepura-puraan paling rahasia
dengan duka yang paling berduka
dengan doa yang paling berdoa
dengan tangisan yang paling menangis
ah, tubuhnya telah kaku
tinggal riwayat bagi sebuah nama
entah diingat atau dilupakan
semestinya ada yang tertinggal
sebelum purnama bangkit dari sebuah cerita
dan abadi pada pigura tua
tercatat sudah sebuah nama di atas kuburan
bukan sajak ataupun hikayat;
barangkali sebuah wasiat
yang bertandang sementara dalam ingatan
dan ibu tertinggal pada sebuah pesan
Bekasi, Juni-Desember 2020
*Bukan mahasiswa, hanya seorang perantau