tebuireng.online-cahaya lilin
Foto: Ghunniyatul Karimah

Oleh: Fani Inganati*

Di dunia ini terdapat tujuh hari dalam satu pekan. Dalam satu pekan itu Allah SWT selalu memberikan rahmat-Nya yang tak terbatas. Namun di antara tujuh hari tersebut, terdapat hari yang disebut-sebut menjadi hari yang paling membawa berkah yaitu hari Jum’at.

Umat muslim pun mempercayai hal tersebut. Di kalangan pondok pesantren sendiri menerapkan hari Jum’at sebagai hari libur. Salah satu tujuannya agar lebih fokus dan khusyuk dalam melakukan ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah SWT. Berikut ini merupakan amalan-amalan yang dapat dilakukan seorang muslim di hari Jum’at yang penuh berkah ini.

Pertama, membaca surat Al Kahfi. Membaca surah Al Kahfi dapat dilakukan pada malam atau siang hari di Hari Jum’at. Fadhilahnya adalah Allah SWT akan memberikan ketenangan hati untuk satu minggu kemudian. Ketenangan hati ini berguna dalam setiap pekerjaan yang terkadang memberatkan dan membutuhkan kesabaran. Seperti yang disampaikan dalam Hadis HR. Hakim.

Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, maka ia akan disinari oleh cahaya di antara dua Jumat”. ( HR. Hakim)

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kedua, bershalawat. Membaca shalawat sebanyak-banyaknya sangat dianjurkan, selain untuk bekal kelak di hari kiamat, nanti shalawat juga bisa memudahkan dalam mendapatkan suatu kebaikan. Istilahnya, bacaan sholawat menjadi perantara hadirnya kebaikan. Shalawat apapun bisa diamalkan baik hanya اللهم صل علي سيد نا محمد  ataupun sholawat lainnya. Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:

Maka perbanyaklah (shalawat) kepadaku pada hari (jum’at) ini, sesungguhnya shalawat kalian akan ditampakkan kepadaku” (HR. Abu Daud no.1047 hadits shahih).

Ketiga, bersedekah. Allah telah memberikan rezeki kepada seluruh hamba-Nya sesuai porsinya masing-masing secara adil. Rezeki itu bisa datang dalam bentuk apapun maka sangat dianjurkan membagi rezeki itu kepada yang membutuhkan, apabila rezeki itu berbentuk uang maka disisihkan sebagian. Apabila belum bisa istiqomah menyisihkan sebagian rezekinya untuk disedekahkan setiap hari maka bisa dilatih istikamah bersedekah di hari Jumat.

Keempat, membersihkan diri. Membersihkan diri merupakan sunah Rasul. Membersihkan diri, mandi sunnah dengan niat menghadiri sholat Jumat, membesihkan kuku, memotong rambut, memakai wangi-wangian dan memakai baju putih menjadi amalan baik sebelum melaksanakan sholat Jumat. Tubuh yang telah dipaksakan untuk bekerja selama hampir sepekan membutuhkan perawatan agar tetap bisa terjaga kesehatan dan kebersihannya. Batin pun harus dibersihkan dengan cara dzikir istighfar meminta ampun kepada Allah SWT serta ber-muhasabah diri atas segala kesalahan.

Sebagaiman hadis Nabi, “Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu shalat sesuai dengan kemampuan dirinya, dan ketika imam memulai khutbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jum’at ini sampai Jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kelima, shalat Jum’at. Bagi kaum adam shalat Jum’at menjadi kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan, sampai ada ancaman, apabila telah meninggalkan shalat Jumat sebanyak tiga kali maka tergolong orang yang fasiq. Kaum hawa pun boleh melaksanakan shalat Jum’at di masjid yang memang menjadi tempat diselenggarakannya shalat Jumat. Selain itu, bagi kaum muslimin disunnahkan juga menyegerakan pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat Jumat.

Keenam, salah satu waktu mustajab, waktu yang doanya diistijabah (dikabulkan) untuk berdoa atau memohon kepada Allah adalah pada hari Jumat. Dimana hal tersebut juga telah diriwayatkan dalam sebuah hadits, “Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membicarakan mengenai hari Jumat lalu ia bersabda, Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta.” Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut.” (HR. Bukhari no. 935 dan Muslim no. 852, dari sahabat Abu Hurairah), Wallahu’alam…


*Alumni Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy), Tebuireng Jombang.