Oleh: KH. Agus Maulana
اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Marilah dalam kesempatan yang berbahagia ini, senyampang jiwa raga kita masih penuh dengan kesehatan penuh dengan kenikmatan penuh dengan anugerah Allah SWT. Marilah kita terus tanpa henti dengan penuh kesabaran, meningkatkan kualitas takwa kita kepada-Nya. Dalam artian menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala yang Allah larang. Serta mengikuti Baginda Nabi SAW dan menjauhi apa yang menjadi larangannya. Sehingga perjalanan kita dalam menjalankan syariat tetap di atas naungan ridha Allah SWT. Dengan bermodalkan ketawadukan dan kesabaran kelak kita mendapat ridho dari Allah bertemu Nabi Muhammad dalam surga Allah SWT.
Hadirin Jamaah Jumat
Pada kesempatan kali ini kita akan membincangkan betapa pentingnya melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Namun akan kami garis bawahi cinta kita membaca Al-Quran yang merupakan firman Allah. Dalam banyak kitab salaf saleh diterangkan bahwa seorang hamba yang ingin benar-benar berdiskusi dengan Allah, maka hendaknya melakukan ibadah kepada-Nya, ditambah dengan ibadah sunah lainnya. Yang kedua, hendaknya terbiasa membaca Al-Qur’an. Sebab kebiasaan membaca Al-Qur’an itu lah waktu seorang hamba berdialog dengan Tuhannya. Apakah yang kalian ragukan sehingga kalian tidak pernah membaca Al-Qur’an, hingga dalam sehari tidak pernah menyentuhnya, bahkan mungkin seminggu, atau yang parah sebulan tidak sama sekali.
Apalagi kita menjadi seorang santri, selain belajar wawasan keagamaan, meningkatkan kualitas bacaan Al-Quran juga menjadi pokok di sini. Sehingga nanti kalian tidak merinding ketika sudah pulang di rumah saat diminta membaca Al-Quran. Santri harus selalu siap ketika diminta membaca Al-Quran di musolah-musolah.
Seseorang yang mungking tidak lihai membaca kitab, tapi mahir ketika membaca Al-Qur’an, maka hal itu akan menutupi kekurangannya. Akan tetapi kalau orang lihai membaca kitab-kitab kuning, di sisi lain bacaan Al-Qur’annya kurang baik. Maka hal itu akan dianggap melukai kesantriannya. Oleh sebab itu kita sebagai santri harus terus menerus membaca Al-Quran.
Hadirian Jamaah Jumat
Al-Quran jauh sebelumnya pernah dihujat oleh orang musyrikin ketika hadir di hadapan Nabi Muhammad. Mereka menganggap Al-Quran hanyalah dongen, fiksi, dan karangan belaka. Melihat hal itu maka Allah dalam firman-Nya menantang orang-orang tersebut dalam tiga tahapan.
Pertama, ditunjukkan oleh Allah pada surat Al-Isra’ ayat 88:
قُل لَّئِنِ ٱجْتَمَعَتِ ٱلْإِنسُ وَٱلْجِنُّ عَلَىٰٓ أَن يَأْتُوا۟ بِمِثْلِ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِۦ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur`ān ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekali pun mereka saling membantu satu sama lain.”
Kedua, ditunjukkan oleh Allah pada surat Hud ayat 13. Allah hanya menantang kepada orang yang meragukan Al-Quran untuk membuat 10 surat tandingan untuk Al-Quran:
أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا۟ بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهِۦ مُفْتَرَيَٰتٍ وَٱدْعُوا۟ مَنِ ٱسْتَطَعْتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur`ān itu.” Katakanlah, “(Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya (Al-Qur`ān) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja yang kamu sanggup (ajak) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
Ketiga, Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 13:
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Dan jika kamu meragukan (Al-Qur`ān) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Allah menantang orang-orang yang meragukan Al-Quran untuk membuat tandingan yang sama dengannya, namun tidak ada yang mampu. Allah masih menantang mereka lagi membuat 20 surah saja, juga masih tidak ada yang mampu. Bahkan Allah menantang mereka membuat satu surah saja mereka masih tidak mampu menandingi Al-Quran.
Artinya kebesaran Allah dalam menjaga Al-Quran benar-benar ada sejak zaman diturunkan hingga saat ini. Sehingga kemurnian Al-Quran tidak terusik oleh apa pun. Setiap hurufhnya dijaga oleh Allah. Al-Quran juga bisa dapat menjadi hadiah kepada muslim yang sudah wafat. Jangan sampai kita tidak sama sekali mengunjungi dan menghadiahi keluarga dan guru kita dengan bacaan Al-Quran.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Pentranskip: Yuniar Indra Yahya