
Oleh: Qurratul Adawiyah*
Sya’ban adalah istilah bahasa Arab yang berasal dari kata syi’ab yang artinya jalan di atas gunung. Islam kemudian memanfaatkan bulan Sya’ban sebagai waktu untuk menemukan banyak jalan, demi mencapai kebaikan.
Sya’ban terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadan, karena diapit oleh dua bulan mulia ini, maka Sya’ban seringkali dilupakan. Padahal semestinya tidaklah demikian.
Dalam bulan Sya’ban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam, baik sebagai Individu maupun dalam lingkup kemasayarakatan. Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadan, bulan Sya’ban memiliki berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan.
Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT. Karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.
Dengan demikian, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan begitu saja, bahwa bulan Sya’ban adalah bulan yang mulia. Sesungguhnya bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadan.
Dari sini, umat Islam dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempertebal keimanan dan memanjatkan doa dengan penuh kekhusukan.
Amalan di bulan Sya’ban yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah memperbanyak puasa sunnah. Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saat mengetahui beliau banyak melakukan puasa sunnah di bulan Sya’ban.
قلت يا رسول الله لم أرك تصوم شهرا من الشهور ما تصوم من شعبان قال ذلك شهريغفل الناس عنه بين رجب رمضان وهو شهر ترفع فيه الأعما ل إلى رب العالمين فأحب أن يرفع عملي وأنا صائم
Aku (Usamah bin Zaid) berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa disatu bulan melebihi puasamu di bulan Sya’ban.” Rasulullah menjawab, “Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan bulan Ramadan. Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah, aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’I; hasan)
Dari keterangan tersebut, kita menjadi tahu bahwa berpuasa sunnah di bulan Sya’ban menjadi begitu istimewa karena pada bulan ini amal diangkat, bulan ini dilalaikan oleh banyak manusia, dan sekaligus puasa Sya’ban merupakan persiapan puasa Ramadan.
Ulama yang lain menjelaskan bahwa memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban itu maksudnya adalah puasa-puasa sunnah. Yakni puasa Senin-Kamis, puasa Daud, dan puasa sunnah lainnya. Amalan lain pada bulan Sya’ban ialah memperbanyak ibadah dan amal shalih secara umum, baik mennggiatkan shalat rawatib, shalat malam, tilawah Al-Quran, sedekah, amal sosial, dan lain-lain.
Karena bulan Sya’ban merupakan bulan diangkatnya amal, maka alangkah baiknya ketika amal kita benar-benar bagus pada bulan ini. Adapun untuk amal-amal yang masuk kategori ibadah mahdah, hendaklah berpegang pada sunnah Rasulullah. Sebagaimana firman Allah SWT :
قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذ نوبكم والله غفور رحيم
Katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” ( QS.Al- Imran: 31)
*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.