
Tebuireng.online— Sebanyak 44 Kader Diklat Pesantren Tebuireng Angkatan XX Tahun 2025 mengikuti pertemuan penguatan dan pemantapan tugas pengabdian bersama Mudir Bidang Kepembinaan Pesantren Tebuireng, H. Lukman Hakim, B.A., di Gedung Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng, Sabtu (18/5/2025).
Pertemuan ini merupakan rangkaian akhir dari program Pendidikan dan Latihan (Diklat) yang telah dijalani para kader selama dua bulan sepuluh hari di Balai Diklat Pesantren Tebuireng yang berlokasi di Pesantren Sains Tebuireng, Jombok. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para kader dengan pemahaman mendalam mengenai loyalitas pengabdian serta kesiapan mental dan program dalam menjalankan tugas di berbagai unit pengabdian Pesantren Tebuireng, baik pusat maupun cabang di seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, H. Lukman Hakim menekankan pentingnya menjadikan masa pengabdian sebagai ladang keberkahan, bukan sebagai ajang mencari keuntungan materi. Ia mengisahkan pengalaman pribadinya saat mengabdi di pesantren, di mana ia memilih membuka usaha kecil di luar aktivitas pesantren demi menjaga ketulusan niatnya dalam mengabdi.
“Jangan berharap keuntungan materi atau hadiah dari wali santri. Pengabdian ini adalah amal yang akan terus mengalir pahalanya,” pesan H. Lukman Hakim kepada para kader.
Baca Juga: Diklat Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren Angkatan 6
Dalam acara tersebut, para kader juga diajak berdiskusi dan mengevaluasi materi diklat yang telah mereka pelajari. Tak kurang dari 38 materi disampaikan oleh para tokoh nasional dan lokal dari berbagai bidang, seperti masyayikh Pesantren Tebuireng, dosen-dosen dari Universitas Airlangga (UNAIR), UNISMA, UINSA Surabaya, hingga praktisi dan pengusaha.
Materi yang diberikan meliputi pengenalan Pesantren Tebuireng, nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah, manajemen pesantren, tahsin Al-Qur’an, loyalitas pengabdian, psikologi remaja, parenting, problem solving, teknologi informasi, serta pelatihan fisik dan kedisiplinan yang dilatih langsung oleh TNI AD dari Rindam V/Brawijaya.
Menurut Mudir Pembinaan ondok, angkatan XX memiliki kekhasan tersendiri, karena seluruh peserta merupakan mahasiswa semester akhir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng. Berbeda dari angkatan sebelumnya yang diikuti oleh peserta dari berbagai instansi dan pesantren.
Di penghujung acara, perwakilan kader, Muhammad Hery, menyampaikan pesan reflektif kepada rekan-rekannya. Ia mengingatkan pentingnya menjaga loyalitas dalam pengabdian dan mengajak para kader untuk tidak menjadikan tantangan di lapangan sebagai hambatan, tetapi sebagai peluang untuk memahami dan melayani lebih baik.
Baca Juga: 52 Kader Diklat Pesantren Tebuireng Tuntaskan Pendidikan
“Selama diklat, kita sudah banyak menyerap materi dan ilmu yang akan menjadi pegangan dan modal kita sebagai kader Pesantren Tebuireng yang besok akan menjadi figur tauladan, pembina, ustadz, dan pengurus Pesantren Tebuireng. Materi yang sangat kita perlukan dan harus kita pegang teguh. Tapi, yang perlu diperhatikan juga adalah Loyalitas Pengabdian,” tuturnya.
Baginya, dalam loyalitas pengabdian diajarkan untuk totalitas dalam mengabdi, mengabdi dengan penuh keiklasan tanpa mengharap pamrih, hadiah, atau pemberian dari walisantri atau siapa pun. “Jangan mengabdi hanya untuk memenuhi tugas studi kampus, atau mencari keuntungan dan penghasilan di dalamnya. Loyalitas pengabdian akan menjadikan diri kita siap untuk ditugaskan di mana pun, baik di pusat maupun di cabang,” imbuhnya.
Penulis: Muhammad Hery S. Al-fatihulmukromin