Para jurnalis tebuireng belajar bersama Redaktur mubadalah.id terkait teknik membangun argumentasi dalam tulisan. (foto: rara)

Tebuireng.online—Tim jurnalis Tebuireng berupaya meningkatkan kualitas menulis dengan beragam cara, salah satunya adalah dengan menimba ilmu dan pengalaman ke beberapa redaktur media lain. Pada Ahad (19/05) para jurnalis belajar membuat narasi / membangun argumentasi dalam sebuah tulisan menarik pada Redaktur Mubadalah.id, Vevi Alfi Maghfiroh.

Forum yang berlangsung satu jam lebih itu membahas seputar teknik menulis menarik dan tidak membosankan. Dalam diskusi yang diadakan di kantor Media Tebuireng itu, Vevi yang juga merupakan alumnus Pondok Putri Pesantren Tebuireng  membeberkan model membangun argumentasi ala Jonathan Haidt.

“Ada banyak jenis narasi di media sosial, salah satunya adalah narasi counter, mainstream, dan alternatif. Kalau boleh saya sarankan, mungkin kita masih cocok mainstream dan alternatif, agar tidak rawan,” ungkapnya saat ditanya tentang arah tulisan yang lebih memungkinkan untuk digunakan oleh media pesantren.

Foto bersama usai forum belajar nulis di kantor Media Grup Tebuireng. (foto: whyu)

Selain soal narasi, alumnus Mahad Aly Tebuireng itu juga mengungkap untuk mudah menuangkan argumentasi dalam sebuah tulisan ia menggunakan model Jonathan Haidt.

“Model Jonathan ini punya enak pendekatan dalam membangun argumentasi. Ada care/harm, fairness/cheating, liberty/oppession, loyalty, authority, dan sancrity. Tinggal kita lihat model mana yang cocok untuk kalangan pembaca media kita,” terangnya yang kemudian disusul dengan pemberian contoh model narasi argumentasi model tersebut.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Tidak semua orang bisa menerima pesan yang ingin kita sampaikan, karna otak manusia memiliki otak yang beragam dalam menerima narasi,” imbuhnya.  

Antusias dari para peserta forum sangat baik terlebih lagi kegiatan ini sangat bermanfaat dan sangat menginspirasi bagi para pemula dan para penulis lanjutan.

“Banyak ide yang disampaikan oleh pembicara dan itu cukup pengetahuan baru bagi saya, bismillah setelah ini tambah baik dalam menuangkan ide dan argumentasi lewat tulisan,” ungkap Wannur Laila, santri Walisongo yang mengikuti forum itu.



Pewarta: Ayu