Santri sedang belajar menggunakan media digital di sebuah ruangan (lensgo.id)

Masa kini peradaban teknologi telah didominasi oleh produk bangsa Eropa, Amerika, dan Jepang. Tapi sebelum peradaban ini didominasi oleh mereka, Islam atau bangsa Arab telah menancapkan puncak kemajuan teknologi pada masanya. Puncak kemajuan teknologi dunia pada saat itu telah dipegang oleh Islam pada rentang abad 7-13 Masehi. Pada masa itu, Islam mencapai puncak kejayaannya yang ditandai dengan lahirnya para ilmuwan dalam berbagai bidang seperti kedokteran, sains, dan filsafat.

Menurut sejarah, perkembangan peradaban Islam dipicu oleh tradisi ziarah Makkah Madinah untuk melaksanakan ibadah haji/umrah dan ziarah makam Rasulullah. Sehingga menyebabkan berkumpulnya umat Islam dari berbagai bangsa dan etnis yang bertukar gagasan dan pemikiran. Kemudian diperkuat juga oleh para pedagang yang membawa ilmu pengetahuan baru dari berbagai daerah ketika pulang ke Timur Tengah. Pada masa itu juga terjadi ekspansi besar-besaran kekhalifahan Islam hingga ke Andalusia (Spanyol) dan Tiongkok. Selain itu, para khalifah pada masa itu mengeluarkan kebijakan yang mendukung perkembangan ilmu dan teknologi.

Pada masa itu, kejayaan Islam ditandai oleh dibangunnya pusat pendidikan di Baghdad oleh Harun Ar-Rasyid sebagai khalifah Daulah Abbasiyah. Baghdad pun menjadi pusat keilmuan dunia yang melahirkan ilmuwan-ilmuwan seperti Al-Khawrizmi sebagai penemu aljabar dan algoritma yang sangat dibutuhkan dalam bidang IT atau pemrograman, Al-Farabi sebagai pencetus ilmu mantiq yang kita pelajari di pondok pesantren, Jabir ibn Hayyan yang merupakan penemu beberapa konsep kimia dalam kitabnya al-kimya, Ibnu Sina yang dikenal dalam kedokteran sebagai bapak farmasi dunia, dan Al-Ghazali dengan kitab Ihya’ Ulumuddin yang menjadi sumber ilmu pengetahuan.

Selain itu, masa ini diperkuat oleh Daulah Umayyah II yang berkuasa di tanah Andalusia (Spanyol). Pada masa itu, kota Cordoba yang merupakan ibukota kekhalifahan Umayyah II menjadi pusat perdagangan dan keilmuan paling makmur di Eropa. Di sini pula lahir seorang ulama ahli nahwu dengan karya fenomenalnya Alfiyah Ibnu Malik yang saat ini kita kaji di Mahad Aly Annur 2 Al Murtadlo, dan masih banyak yang lain seperti Ibn Khaldun, Al Biruni, Ibn Tufal, dan Ibn Hazm.

Namun sayangnya, masa kemajuan Islam hanya dapat bertahan 6 abad saja, kemudian terjadi kemunduran hingga saat ini. Ketika menginjak bangku SMA, telah dijelaskan dalam pelajaran sejarah salah satu faktor kemunduran ialah semangat belajar menurun dan terpecahnya umat Islam yang berdampak goyahnya kekuatan. Sehingga ketika ekspansi bangsa Mongol ke Baghdad, umat Islam tidak bisa menahan gempuran yang menyebabkan terjadinya pembunuhan, penjarahan, dan pembakaran perpustakaan di Baghdad. Tragedi ini merupakan salah satu tragedi besar dalam sejarah kemunduran Islam dan juga penyebab runtuhnya Daulah Abbasiyah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

 Selain itu, kemunduran Islam juga diperkeruh oleh hancurnya Daulah Umayyah II di Andalusia. Menurut Kyai Zainuddin ketika mengaji nadzom tentang Andalusia, hancurnya Andalusia disebabkan oleh kelalaian umat yang disebabkan oleh kekayaan yang melimpah, sehingga terjadinya penyerangan bangsa Viking yang menyebabkan hancurnya Daulah Umayyah II dan menjadi tanda berakhirnya kekuasaan Islam di Eropa Barat terkhusus Spanyol dan Portugal.

Di abad ke-21 ini, peradaban Islam tertinggal jauh oleh bangsa lain. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti malasnya belajar generasi masa kini, terpecah belahnya umat islam, dan dominasi budaya Barat. Oleh karena itu, peran penting kita sebagai santri ialah mencintai ilmu sehingga peradaban dunia kembali cemerlang. Santri memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dan membawa kemajuan bagi umat Islam.

Baca Juga: Peradaban Islam: Bagdad, Pusat Kejayaan Abbasiyah

Penulis: Achmad Ubayu Anandyoga, Mahasantri Ma’had Aly An-Nur II Al-Murtadlo