Jamaah KBIH Arwaniyah Kudus Silaturahmi ke Tebuireng

Gus Sholah memimpin doa usai pertemuan dengan para pengurus dan Jamaah KBIH Arnawiyah Kudus pada Ahad (21/01/2018) di Dalem Kasepuhan Tebuireng. (Foto: Masnun)

Tebuireng.online— Pesantren Tebuireng merupakan pesantren rujukan untuk memecahkan segala persoalan, termasuk perpaduan keislaman dan kenegaraan. Tak heran, berbagai elemen dari sekelas presiden hingga masyarakat biasa banyak yang sowan untuk memeperdalam pengetahuannya terkait itu.

Begitu kata Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah kesempatan sambutan atas kunjungan pengurus dan Jamaah KBIH Arwaniyah Kudus Ahad (21/01/2018) sore. Gus Sholah banyak berbicara tentang keislaman dan kenegaraan.

“Kalau Islam dan tidak akur, tidak harmonis, waduh, ya gonjang ganjing lah. Indonesia yaIslam. Kalau tidak ada Islam ya tidak ada Indonesia. Indonesia berdiri karena ada Islam,” kata Gus Sholah di Dalem Kasepuhan.

Gus Sholah juga menyebut akhlak merupakan inti agama, sedangkan inti akhlak adalah kejujuran. Menurut Gus Sholah ketika perbuatan seseorang tidak didasarkan pada kejujuran, berarti akhlaknya telah habis (tidak berakhlak).

Muhammad Haris Nashan selaku Pembimbing haji KBIH Arwaniyah Kudus mengaku kagum dengan sikap bijak dan keramahan Gus Sholah dalam menerima tamu. Menurutnya, Gus Sholah tidak membeda-bedakan tamu.

“Alhamdulillah, meskipun beliau seorang tokoh nasional, tapi masih mau menerima kami yang seperti ini. Subhanallah, sekelas beliau masih mau menyambut kami yang sekelas ini. beliau tidak mebeda-bedakan siapa tamunya,” ungkapnya.

Ia menyandingkan sikap bijak Gus Sholah kepada Gus Dur yang mengemong masyarakat yang berbeda-beda. “Ternyata Gus Sholah juga seperti itu tidak membedakan apa latar belakangnya, yang penting adalah manusia. Humanismenya sangat tinggi sekali itulah yang perlu diperbanyak di kehidupan berbangsa di Indonesia yang majemuk ini,” lanjutnya.

Usai berdialog di Dalem Kasepuhan, rombongan berjumlah 40 orang itu berkesempatan menziarahi makam Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, KH. Wahid Hasyim, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Masyayikh Tebuireng lainnya.


Pewarta:            Nurul Fajriyah

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin