ilustrasi by reframe

“Wahai Zaqiya kecil, terima kasih ya karena kamu kuat dan hebat hingga detik ini, aku tahu tidak mudah menjadi kamu, pasti berat, capek karena anak sekecil kamu harus menanggung beban kesedihan dan kesendirian itu sendiri tidak ada orang yang mau mendengarkan suaramu dan keluh kesahmu.

Terima kasih ya karena bertahan hingga titik ini lihatlah karena proses yang kamu jalani dulu dan karena kamu bertahan sekarang kamu menjadi wanita yang kuat tidak mudah jatuh meski dunia dan takdir meluluhlantahkan semua harapanmu, dan lihatlah karena dulu kamu sering dilarang banyak hal oleh orang tuamu sehingga membuatmu kesal dan protes sekarang kamu menjadi wanita yang bertahan meski dalam duniamu yang penuh ketidak pastian ini.

Kamu menjadi menantu yang baik karena dulu kita sudah belajar cara menyayangi orang tua dan menghormatinya, kamu menjadi istri yang taat meski kamu tahu itu tidak mudah, kamu bisa karena taat kepada orang tuamu hal yang biasa kamu lakukan, kamu menjadi ibu yang kuat dan penuh kasih akung pada anak-anakmu karena kamu belajar dari ibumu yang juga kuat dan penuh cinta.

Maaf ya jika aku masih sering membandingkanmu dengan orang lain dan tidak percaya dengan kemampuanmu, tapi betapa bijaknya dirimu kamu mengambil hal-hal baik dan menjadikan yang buruk sebagai pelajaran hidupmu,kamu terima itu sebagai bagian dari proses hidupmu karena kamu sadar orang-orang yang hadir dalam hidupmu juga sedang berproses sama sepetimu,wahai diriku lihatlah betapa Allah tidak pernah meninggalkanmu, lihatlah allah menuntunmu pada jalan Allah.

Mempertemukanmu dengan orang-orang baik, guru-guru kehidupan yang terus membimbingmu, memberi kehidupan yang layak, orang tua yang akung, keluarga yang selalu support, teman-teman yang mengajak dalam kebaikan, Allah sudah bayar lunas semua yang tidak kamu dapatkan dulu, Allah ganti dengan hal yang berkali-kali lipat lebih baik dari pada dulu,maafkan mereka yang menyakitimu dulu ya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Lihatlah hikmah yang kamu dapatkan karena perlakuan mereka kamu tumbuh menjadi wanita hebat yang penuh keberuntungan, alhamdulillah…”

Baca Juga: Memahami dan Menyembuhkan Inner Child

Kutipan di atas adalah sebuah jurnal yang aku tulis untuk diriku di masa kecilku ketika aku mengikuti sebuah kelas INNERCHILD JOURNALING di tanggal 21 Juli 2024 bersama seorang guru jiwa perempuan yaitu coach Nia Fiani yang saat itu menemani perjalananku ke dalam diri via zoom meeting, dalam kelas itu aku semakin faham bahwa banyak dari kita masih sering merasa:

Selalu punya keinginan kuat untuk menyenangkan orang lain tanpa melihat kemampuan diri

Mudah marah atau cepat emosi

Sulit mempercayai orang lain dan sulit terkoneksi

Memiliki ketakutan terdalam “ditinggalkan”

Merasa bersalah secara berlebihan, dan lain-lain.

Semua hal itu bisa membuat seseorang terhambat untuk maju dan bertumbuh lebih baik semua hal itu adalah proteksi dari luka dimasa kecil mereka yang mungkin sudah lama tersimpan dan sudah lama terabaikan sehingga ketika mereka dewasa menjadi seseorang yang tidak percaya diri,selalu menghindar, sulit berhubungan baik dengan orang lain, mudah menyalahkan orang lain,stres karena penilaian orang lain,selalu cari validasi orang lain dan yang lebih parahnya sampai ketahap kehilangan diri sendiri.

Sebenarnya tidak apa-apa kok untuk kita merasa tidak baik-baik saja atau merasa butuh bantuan orang lain untuk menyelesaikan apa yang sedang kita rasakan seperti yang aku lakukan saat itu mengikuti kelas innerchild journaling meski aku mengikutinya secara online dengan bantuan zoom meeting menurut aku tidak mengurangi kekhusyukan dalam kelas tersebut.

Setelah pembukaan kelas selesai aku diajak kembali ke masa kecil dengan sesi hypnoterapi selama kurang lebih 15mnt, peserta diintruksi untuk tutup mata dan menenangkan pikiran dengan teknik deep breathing selanjutnya kita di ajak bertemu diri kita dimasa kecil dan menyapanya dengan kita berperan sebagai diri kita yang hari ini.

Kita diinstruksi untuk mengobrol dengan diri di masa kecil seperti bertanya tentang hal-hal yang menyakiti kita atau hal-hal yang membuat kita tidak terima dan terluka hingga detik ini,dalam sesi hypnoterapi itu juga kita diajak untuk memaafkan mereka yang menyakiti kita dimasa itu dengan menghadirkan wajah-wajah mereka dan mengajak setiap dari mereka berinteraksi dan mengungkapkan apa yang selama ini dirasakan, sakit hati yang masih diingat,luka yang belum terobati dan apapun yang belum sempat kita ucapkan dulu dimasa kecil kita termasuk ucapan terima kasih yang belum sempat diucapkan.

Setelah itu diakhiri dengan sesi refleksi kedalam diri masing-masing bahwa setiap orang termasuk orang-orang tersebut pasti memiliki prosesnya masing-masing dan juga kekurangan masing-masing yang sama dengan diri kita yang pastinya pernah salah dan tidak sempurna dipertegas bahwa ternyata banyak hikmah yang bisa di ambil akhirnya tidak ada yang perlu disesali.

Setelah sesi hypnoterani selesai kita di ajak untuk journaling merefleksi perjalanan masa kecil diri kita  hingga saat ini melalui tulisan seperti yang aku sudah tulis di atas,dan disesi itulah aku merasa benar-benar memeluk diri aku, lebih mengenal diri dan juga merasa menjadi manusia yang beruntung karena sudah melewati semua proses kehidupan itu,memang tidak mudah tapi sangat terasa bahwa Allah tidak pernah meninggalkan aku sedetikpun.

Perjalanan kedalam diri sudah hampir sampai finish,rasanya hati sudah lega dan rileks karena tidak lagi ada perang batin dan fikiran, rasanya semua sudah berjalan beriringan antara body,mind and soul tetapi kita tidak tahu ini semua akan berjalan dan bertahan berapa lama karena tidak dipungkiri emosi seringkali datang dan menguasai diri untuk itulah diperlukan komitmen, iya komitmen kita dengan diri sendiri,kita kembali menulis jurnal untuk berkomitmen dengan diri sendiri dengan acuan hasil refleksi dimasa kecil yang aku tulis demikian:

“Wahai Zaqiya, kita komitmen ya bahwa kamu adalah prioritasku, kamu yang paling aku akungi, dan aku adalah orang pertama yang selalu ada dalam setiap keadaanmu, akungku padamu tanpa syarat tidak perduli bagaiamanapun keadaanmu, tidak apa-apa kok untuk kamu melakukan kesalahan atau kekhilafan karena hakikat kita memang hamba yang lemah, kita sama-sama berproses menjadi lebih baik ya dengan terus bergantung padaNya,jika ada masalah kamu yang pertama kali tahu dan kita sama-sama mencari solusi dengan meminta bantuan Allah ya.”

Dari perjalanan innerchild journaling tersebut aku mendapat hikmah bahwa: ketika seseorang sudah berdamai dengan diri dan masa lalunya dia akan menjadi manusia yang lebih sehat secara emosional dan spiritual yang itu sangat berpengaruh pada hubungan dirinya dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan juga hubungan dengan sang pencipta.

Dampak yang terjadi terhadap kehidupannya dia akan menjadi seorang yang tenang dalam segala situasi,mudah mengambil keputusan dan juga menjadi sesorang yaang memiliki tujuan hidup dan misi yang jelas karena dia mengenali dirinya dengan segala kelemahannya tetapi diiringi dengan kebergantungannya pada sang maha pengatur hidupnya.

Semoga tulisan yang ditulis dengan kekuatan hati ini akan diterima oleh hati dan menjadi landasan lebih banyak lagi insan untuk berdamai dengan diri dan masalalunya sehingga tercipta diri yang selaras dengan kehendak ilahi.



Penulis: Alfiatuz Zaqiyah
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Hasyim Asy’ari.