Ustadz M. Ahadi (dok. tebuirengonline)

Tebuireng.online– Santri Mu’allimin Hasyim Asy’ari Tebuireng melaksanakan “Festival Tahfidzun Nadzom”, Sabtu dan Ahad (12 & 13/03/2022) di Madrasah Mu’allimin Hasyim Asy‘ari. Kegiatan ini diselenggarakan di beberapa tempat, musholla, aula, dan juga halaman pondok.

Acara ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2013 sempat vakum selama kurang lebih 5 tahun. Kemudian baru berjalan kembali di tahun 2020. Adapun yang menggagas terealisasinya festival tersebut adalah Ustadz M. Ahadi, yang akrab dipanggil ustadz Ahadi.

“Ketika itu memang banyak guru yang menyayangkan Mu’allimin “mempelajari kitab kuning” tapi kok tidak dipresentasikan nadzomannya, akhirnya saya berpikir bagaimana jika anak-anak dipacu kembali hafalannya. Sehingga tidak ketika ujian saja pun melatih mental mereka di depan semua teman-temannya,” ucap  Ustadz Hadi.

Ustadz yang masih berusia kurang lebih 30an itu juga menyebutkan rahasia kiat-kiat berhasilnya sebuah event adalah dukungan penuh dari dewan asatidz terutama pimpinan dan juga organisasi madrasah yang bisa mendukung suksesnya event.

Di samping suksesnya acara, ternyata ustadz Ahadi juga menceritakan bahwa acara ini tidak selalu berjalan mulus, ada juga beberapa dewan asatidz yang sempat memprotes jalannya acara tersebut.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Kalau ditentang ya pasti diawal, tapi kalau sudah jalan sudah ada hasilnya. Saya kira penentangan itu bisa hilang dari waktu ke waktu,” jelas Ustadz Ahadi.

“Ternyata memang benar, kini dewan asatidz yang dulunya menentang menjadi mendukung. Bahkan MAS sampai-sampai ada yang satu kelas itu disuruh ikut semua,” tambah ustadz yang kini memiliki 2 anak.

Sampai saat ini, terhitung bukan hanya hafalan nadzom saja yang dibuat festival, melainkan juga sudah merambah menuju baca kitab kuning. Ustadz Hadi juga mulai aktif menggali dan mengembangkan  minat bakat santri dengan aktif mengikutsertakan mereka yang memiliki potensi untuk menggeluti lomba secara daring diberbagai universitas ternama, dengan persaingan tingkat kabupaten sampai nasional.

“Ketika jenengan ada di suatu unit pendidikan, apapun itu buatlah unit pendidikan itu berbeda dengan unit yang lain. Cari apa yang bisa diunggulkan, jangan kekurangannya saja,” pesan ustadz yang menjabat sebagai waka sarana dan prasarana unit Mu’allimin Tebuireng.

Pewarta:Soni Fadjar A.