ilustrasi: tebuireng.online

Oleh: Dimas Setyawan*

Perubahan-perubahan sejarah dunia tidak dapat dilepaskan dengan kekuatan tulisan. Sebut saja contohnya Revolusi Perancis yang digerakkan oleh buku-buku karya J.J. Rousseu dan Montesquie. Revolusi Amerika yang dibimbing oleh Declaration of independence. Perjuangan golongan komunis di seluruh dunia yang dipimpin oleh Comunistich Manifest dan Das Kapital karya Karl Marx dan Engels. Nazi Jerman bergerak melalui petunjuk buku Mein Kampf karya Adolf Hitler.

Revolusi Tiongkok berpedoman kepada “San Min Chu I” karya Sun Yat Sen. Begitu pula dengan kebangkitan Islam yang mampu mempengaruhi dunia pada abad ke-20 banyak dipengaruhi oleh karya tulisan dari Ibnu Taimiyah, Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Iqbal dll.

Kemerdekaan Indonesia juga tidak terlepas dari tulisan-tulisan Bung Karno, Hatta, Syahrir, dan Tan Malaka. Misalnya “Mencapai Indonesia Merdeka” milik Bung Karno, “Ke arah Indonesia Merdeka” karya Bung Hatta, tulisan-tulisan Syahrir dalam Daulat Rakyat tentang taktik dan strategi perjuangan, buku-buku Tan Malaka yang diselundupkan dari luar negeri.

Dalam dunia Pesantren, tradisi tulis menulis tidak hanya menjadi sebuah bentuk perjuangan di era penjajahan kala itu, tetapi tradisi menulis menjadi sebuah alat utama dalam menyebarkan Risalah-Risalah agama dan menjadi kurikulum baku dalam pengajaran kepada para santri.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Maka tidak mengherankan para ulama-ulama Pesantren telah banyak melahirkan karya tulisan. Baik karyanya tulisan yang berbentuk bahasa Arab atau bahasa arab pegon. Karya mereka hingga sampai saat ini masih eksis dikaji oleh para santri-santri di Pesantren sebagai bentuk kurikulum utama.

Pesantren Tebuireng sejak pendirian pertamanya di tahun 1889 telah mampu melahirkan para penulis-penulis terkemuka di zamannya. Dan berikut inilah salah satu tokoh dari kiai Pesantren Tebuireng yang memiliki sejumlah banyak karya. KH. M. Hasyim Asy’ari adalah pendiri Pesantren Tebuireng dan juga pendiri dari Nahdlatul Ulama/NU (organisasi Islam terbesar di Asia Tenggara), pahlawan nasional, dan salah satu tokoh besar Indonesia abad ke-20.

Sepanjang hayatnya, KH. M. Hasyim Asy’ari telah melahirkan banyak karya. Sejak sebelum kemerdekaan, KH. M. Hasyim Asy’ari dikenal sebagai kolumnis di media masa, seperti Majalah Nahdlatul Ulama, Panji Masyarakat dan Swara Nahdlatul Ulama.

Biasanya tulisannya berisi seputar jawaban atas masalah-masalah fiqhiyyah yang ditanyakan oleh masyarakat. Selain membahas persoalan Fiqhiyyah ia juga mengeluarkan fatwa dan nasihat kepada kaum muslimin, seperti al-Mawaidz, doa-doa untuk kalangan Nahdliyin, keutamaan bercocok tanam, dan anjuran menegakkan keadilan. Selain aktif menulis di koran dan majalah, KH. M. Hasyim Asy’ari juga aktif menulis kitab.

Adapun nama-nama kitab karya beliau sebagaimana catatan di bawah ini:

1. Mukaddimah al-Qanun al-Asasy Li Jam’iyyah Nahdlatul Ulama

2. Adab al-‘Alim wa al-Muta’alim

3. Risalah fi Ta’kid al-Akhdz bi Madzhab

4. Al-Tibyan fi al-Nahy ‘an Muqatha’ah

5. Arba’in Hadisan Tata’allaq bi Mabadi Jamiyah Nahdlatul Ulama

6. Al-Nur al-Mubin fi Mahabbah Sayyid al-Mursalin

7. At-Tanbihat al-Wajibat Liman Yashna’ al-Maulid bi al-Munkarat

8. Risalah Ahli Sunnah wal Jamaah Hadis al-Mauta.

9. Mawaidz

10. Ziyadat Ta’liqat A’la Mandzummah as-Syekh ‘Abdullah bin Yasin al-Fasuruani.

11. Dhau’ul Misbah fi Bayan Ahkam al-Nikah

12. Ad-Darrah al Muntasyiroh fi Masail Tis’a ‘Asyarah

13. Al-Risalah fi al-‘Aqaid

14. Al-Risalah fi at-Tasawwuf

15. Ar-Risalah at-Tawhidiyah

16. Ar-Risalah al-Jama’ah

17. Al-Qala’id fi Bayan ma Yajib min al-Aqa’id

18. Tamyiz al-Haqq min al-Bathil

19. Al-Jasus fi Ahkam al-Nuqus

20. Hasyiyah ‘Ala fath ar-Rahman bi Syarh Risalah al-Wali Ruslan li syaikh al-islam Zakariya al-Anshari

21. Makasih Shughra

*Mahasantri Mahad Aly Tebuireng.