
Tebuireng.online- Lamongan- Untuk yang kedua kalinya di tahun 2024, Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) Lamongan menggelar temu alumni, istighosah dan pengajian rutin kitab At-Tibyan fi an-Nahyi ‘an Muqatha’ati al-Arham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan karya dari Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari. Kegiatan ini dilangsungkan di rumah salah satu alumni Mas Ikhwanul Muslimin, seorang dokter yang sekaligus pengusaha perbengkelan di desa Kediren Kalitengan Lamongan pada hari Sabtu, (24/08/2024) yang dihadiri sekitar 60 alumni.
Kegiatan diawali dengan sambutan ketua IKAPETE Lamongan, R. Zainul Mushthofa, yang sekaligus mewakili tuan rumah. Ia mengucapkan, terima kasih kepada alumni yang telah meluangkan waktu untuk bisa hadir pada acara ini. Kehadiran kita merupakan bentuk kecintaan kita kepada Hadratussyaikh beserta dzuriyah Tebuireng.
“Semoga kelak kita bisa masuk surga bersama beliau. Aamiin.,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa, pengajian ini tidak hanya dikhususkan alumni Tebuireng saja. Semua wali santri Tebuireng atau masyarakat umum juga diperbolehkan. Ia mengajak kepada semua alumni meluangkan waktunya untuk mengikuti pengajian ini.
“Anggap saja ini merupakan panggilan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari sehingga kita merasa ringan untuk datang. Kapan lagi kita khidmah kepada Tebuireng kalau tidak sekarang, ” jelas Raden Musthofa.
Pengajian ini diasuh langsung oleh cucu KH. Hasyim Asy’ari yakni Gus Fahmi Amrullah. Sebelum memulai pengajian Gus Fahmi memberikan motivasi pada para alumni agar semangat untuk menghadiri kegiatan IKAPETE.
“Saya merasa ketika menghadiri acara IKAPETE maupun acara NU di mana pun berada itu bukan semata-mata karena undangan pengurus, melainkan saya hadir karena saya merasa yang mengundang saya adalah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. Saya merasa mbah Hasyim yang ngutus dan ngengken (memerintah). Jadi kalau misal saya tidak hadir, saya merasa seakan-akan saya itu menyepelekan mbah Hasyim. Oleh karena itu, bagi para alumni Tebuireng jika diundang acara IKAPETE dan tidak ada udzur syar’i usahakan bisa hadir walaupun hanya untuk sekedar silaturrahmi,” jelas Gus Fahmi.
“Saya ngestokno (bersedia) hadir di acara karena saya merasa NU dan IKAPETE adalah merupakan warisan dari Hadratussyaikh,” ungkap Kepala Pondok Putri Pesantren Tebuireng ini.
Beliau juga menyampaikan, “Kalau NU itu sudah banyak yang mengurusi bahkan sampai royokan/rebutan, tapi kalau IKAPETE tidak bisa saya tinggal. Kalau saya tinggal, ya buyar. Sebab, istilahnya kalau orang konser gitu, saya merupakan vokalis tunggal, sebab belum ada kadernya,” jelas beliau disambut gelak para alumni.
Acara dilanjutkan pembacaan istighosah yang dipimpin langsung oleh beliau kemudian dilanjut pengajian. Beliau melanjutkan pembahasan pertemuan sebelumnya yakni larangan memutus silaturrahim.
Beliau menuturkan, dengan menyitir hadis Nabi, “Ada tiga golongan tidak bakal masuk surga. Pertama, orang yang melanggengkan minuman keras (pemabuk yang istiqamah). Kedua, memutus silaturahim. Dan yang ketiga, percaya terhadap sihir,” jelas Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang ini.

Pewarta: Syafik Hoo