Suasana Nyate bersama di Pondok Putri Pesantren Tebuireng

Tebuireng.online— Hari Raya Idul Adha identik dengan pesta daging. Tak ketinggalan, santri di berbagai pondok pesantren se antero negeri menyambut pesta daging tahunan ini dengan berbagai cara. Termasuk di antaranya, santri putri Pesantren Tebuireng. Pada momen ini, santri juga bisa belajar mandiri dan memupuk kebersamaan antar santri.

Pada pagi hari Hari Raya Idul Adha (22/08/2018), usai melaksanakan shalat Ied di Masjid Ulil Albab, santri pondok putri, bersiap-siap untuk agenda nyate bersama. Setiap kamar telah mendapat jatah daging masing-masing sesuai kapasitas anggotanya.

“Paling sedikit 2,5 kg dan yang paling byk 5,5 kg daging yang dibagikan ke pondok Putri,” terang Ustadz Rudik selaku ketua panitia Tebar Kurban 2018. Selain itu, pondok telah menyediakan sebagian bahan dan alat untuk nyate;  bawang merah, lombok, kecap,  arang,  dan tusuk sate.  Selebihnya, mereka mempersiapkan sendiri dengan konsep iuran.

Sekitar pukul 10.00 daging dibagikan ke masing-masing kamar yang diambil oleh ketua kamar atau perwakilannya. Selang beberapa menit,  mereka langsung ambil posisi yang dirasa nyaman untuk lokasi nyate mereka.  Tampak seluruh santri sangat antusias dalam kegiatan tersebut. Semua bersenang ria walaupun Idul Adha tidak mereka lalui di kampung halaman.

Selain itu mereka juga akan terlatih untuk mandiri balajar masak dan memanfaatkan kebersamaan dengan baik. Setiap anggota kamar membagi tugasnya. Ada yang mencuci daging hingga bersih, memotong, menusuk, meracik bumbu,  menghidupkan arang,  memanggang,  dan mengipas,  bahkan wajah mereka sampai hitam blepotan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Siangnya, jasa boga datang membagikan nasi dan bumbu kacang kepada seluruh santri yang siap mengantri.  Akan tetapi tidak semua santri langsung makan siang karena ada sebagian kamar  yang belum selesai nyatenya.

Menariknya, mereka menyisihkan sepuluh tusuk sate perwisma untuk dihidangkan di Dalem Kepala Pondok Putri, KH. Agus Fahmi Amrullah Hadzik atau Gus Fahmi. Perwakilan sajian sate perwisma ini akan dilombakan dan dinilai oleh Gus Fahmi dan Nyai Ainul Fadhilah.

“Sajian satenya dikumpulkan di kamar Ny. Aisyah 10. karena Dalem masih istirahat, biar nanti saya antarkan. Jangan lupa identitas wisma disertakan juga ya,” imbau Koordinator Pengurus Pondok Putri, Ustadzah Maria Al-Ghibtia selaku koordinator pembina pondok Putri Pesantren Tebuireng.

Pengumpulan sajian sate tersebut dibatasi waktu sampai pukul 15.00 WIB. Ketentuan tersebut atas instruksi Nyai Ainul Fadhilah. Penyajiannya diambil dari iuran sate perkamar yang kemudian disatukan dan dihias semenarik mungkin.

“Sholehah nggeh nak,  akhlake mpun sae, ibadahe mugi saget istiqomahmantun niku masakane ecoh (Sholehah ya anak-anak, akhlaknya sudah baik, ibadahnya juga semoga bisa istikamah, setelah itu, masaknya juga enak),” harap ustadzah Maria Al-Ghibtia yang akrab disapa Us Aal oleh para santriwati.


Pewarta:            Rafiqatul Anisa

Editor/Publisher: Aros