sumber foto : facebook Noeunt Muhammad

Oleh : Muhammad Masnun

Indonesia sejak dulu memang dikenal dengan gotong-royong dan kebersamaan. Kegiatan yang ada seringkali melibatkan kerjasama antar individu. Begitu pula dalam menyelesaikan suatu masalah, mereka selalu bermusyawarah dan mengutamakan keadilan. Dalam seminggu sekali sudah biasa bergotong-royong untuk membersihkan dusun/RT dan ronda malam secara bergantian setiap hari. Berkumpul bukan hanya soal materi, tetapi didasari oleh rasa kepemilikan bersama. Intensitas kesatuan yang ada begitu tinggi. Ini merupakan salah satu sumber sila ke dua dari Pancasila, “Persatuan Indonesia”.

Namun tingkat kebersamaan dan interaksi seseorang kini lebih dinilai dengan materi dan lebih buruknya bila mementingkan kepentingan sendiri di atas komunitas yang ada. Di level tinggi ada korupsi yang sudah menjadi berita sehari-hari. Berdasarkan data ICW, korupsi terbesar di tahun 2016 terjadi di Jawa Timur, yakni ditemukan 64 kasus yang merugikan negara sebesar 325 miliar rupiah. Terbesar kedua adalah Jawa Tengah dengan 37 kasus yang merugikan negara sebesar 28 miliar rupiah, dan yang ketiga adalah Jawa Barat dengan 30 kasus dengan kerugian 179 miliar rupiah.

Total kerugian negara oleh korupsi dari tiga provinsi tersebut adalah 532 miliar rupiah, belum lagi ditambah dengan provinsi yang lain. Staf Investigasi ICW, Wana Alamsyah menjelaskan bahwa data yang diperoleh merupakan data sekunder dan itu semua tidak semata berpusat di provinsi. APBD menjadi yang paling banyak dikorupsi.

Orang pintar lebih berbahaya ketika dia tidak adil dan beradab. Nabi Muhammad diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak, etika, atau adab. Redaksi hadis yang paling sering adalah إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ seperti yang ada di kitab al Sunan al Kubro oleh Imam Baihaqi. Sedangkan di kitab Musnad Ahmad menggunakan redaksi إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ dan di Muwatthanya Imam Malik بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ حُسْنَ الْأَخْلَاقِ . Inti dari semuanya tadi masih tetap pada satu jalur, yakni penyempurnaan akhlak.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam melakukan kebaikan, seharusnya dibiasakan sejak dini. Namun tak ada kata terlambat dalam perubahan menjadi baik. Begitu pula dengan melakukan keburukan, awalnya coba-coba dan akhirnya merasa tidak bersalah saat melakukannya. Kesadaran diri sendiri merupakan nilai tertinggi dalam kehidupan manusia.

Ketika satu rumah ada empat orang dan semua dari mereka memiliki motor atau mobil maka volume kendaraan akan cepat meningkat. Peningkatan volume kendaraan inilah yang mengakibatkan kemacetan banyak terjadi di daerah perkotaan. Pemerintah sudah ada yang mencoba membuat aturan 3 in 1, yakni minimal ada tiga orang dalam satu mobil. Selain itu, ada juga aturan pemakaian plat nomor ganjil-genap.

Sebenarnya dua aturan ini dapat diakali oleh pengguna jalan. Untuk aturan pertama, pengguna bisa menggunakan joki untuk mengisi minimal penumpang yang ada dalam satu mobil. Sedangkan untuk aturan kedua, bisa diakali dengan membeli mobil atau motor baru dengan plat nomor yang berbeda.

Permasalahan-permasalahan akan terus terjadi bila kesadaran diri akan peningkatan kehidupan bersama tidak ada. Inti dari dua peraturan tadi adalah perubahan mindset masyarakat untuk tidak menggunakan transportasi pribadi di daerah padat penduduk dan beralih ke transportasi masal. Walaupun sebenarnya pemerintah juga harus meningkatkan fasilitas yang ada, seperti penambahan armada, peningkatan keamanan dan kebersihan. Orang tidak akan beralih ke sesuatu yang lain ketika hal itu tidak lebih baik dari sebelumnya.

Namun titik yang lebih utama adalah mindset dan kesadaran diri seseorang. Bila kesadaran dirinya tidak ada, maka hasrat diri sendirilah yang berkuasa. “Sesungguhnya diantara pilihan terbaik dari kalian semua adalah yang paling balik akhlaknya,” hadis riwayat Bukhari.

Emha Ainun Najib, Cak Nun, mengatakan bahwa orang boleh kaya raya, persoalannya bagaimana kekayaan itu diperoleh, kemudian bagaimana sikapnya terhadap kekayaan tersebut. Juga kalau miskin!

Setiap orang pasti mempunyai hati yang berisi tentang kebaikan dan kasih sayang. Kesadaran tentang berbuat baik dan tahu dirinya sendiri merupakan nilai tertinggi dari seorang manusia. Manusia dapat memilih untuk lebih baik daripada malaikat ataupun lebih buruk dari setan. Mari kita coba ajak bicara diri kita sendiri. Sisihkanlah sedikit waktu untuk membahas apa yang telah dilakukan hari ini. Sudah bermanfaat atau belum, merugikan orang lain atau tidak, sesuai dengan kehendak Allah atau tidak. Semua hanya anda sendiri yang tau.