Hujan Lain
oleh: Asmara Kasyifa*
Daun-daun berbicara kekosongan
dupa-kemenyan sebagai saksi pesakitan
“Biar Hujan terus begini, dan kita tak usah hidup lagi,”
dihempaskannya sebuah kekejaman dialog perasaan, waktu itu
Hujan lain di kota lain
Hujan lain di halaman rumah lain
Hujan lain di hati yang lain
Setelah itu tak ada lagi kabar apapun,
kecuali cerita masa lalu yang terlanjur menjadi empedu
Penulis adalah penikmat musim, pembaca rasa, dan penyuka jagat raya.