Sumber ilustrasi: www.google.com

Oleh: Moh. Agei Hidayat*

Ia hanya ingin bertahan hidup, tidak lebih. Jangan buru-buru berburuk sangka kepadanya atau kepada Penciptanya. Tak pernah ada niatan sama sekali untuk mengganggu manusia.

Namun dibalik penciptaannya pasti ada hikmah yang luar biasa. Ia tak kasat mata, namun ada. Ia tak terlihat oleh panca indera namun wujudnya nyata. Inilah hikmah pertama yang tak bisa engkau bantah.

Yang ada dan wujud tak harus terlihat oleh mata. Kalau ciptaannya saja sedemikian rupa, bagaimana bisa engkau mensyaratkan Tuhan harus terlihat oleh mata baru engkau percaya kalau Dia ada.

Dimana engkau letakkan akalmu?

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ketika Namrud tewas oleh seekor nyamuk dalam satu riwayat, sedangkan dalam riwayat yang lain oleh seekor lalat, sebenarnya Allah hanya ingin menyampaikan pesan kalau Dialah satu-satunya yang Maha Kuasa.

Sekaligus diwaktu yang sama, Allah kembali ingin menegaskan akan kelemahan dan ketidakberdayaan manusia. Meskipun Namrud mengaku sebagai tuhan, ia tetaplah makhluk yang lemah tak berdaya. Inilah hikmah kedua.

Ketika wabah melanda suatu wilayah, Allah hendak menyampaikan pesan kepada wilayah yang lain bahwa sehebat apapun manusia, tetap tak ada apa-apanya dihadapan Tuhan Yang Maha Digdaya (Al Jabbar).

Ada yang tewas karena kecelakaan, ada yang dijemput oleh kematian saat sedang kencan, ada yang gugur di medan perang, ada yang meninggal dunia karena faktor usia dan ada yang mati karena penyakit atau wabah yang melanda kawasan.

Cara boleh berbeda-beda, namun hakikat kematian sebenarnya adalah saat jatah hidupmu telah usai.

Saat jam tayangmu telah selesai, maka pemilikmu mengutus Izrail untuk memaksamu kembali kepadaNya, engkau rela maupun terpaksa, siap maupun tidak siap. Itulah hikmah ketiga.

Jika demikian adanya, orang-orang beriman tak perlu risau dengan Corona. Tak perlu khawatir secara berlebihan karena ujung kehidupan kita semua sama; mati yaitu saat ruh kita berpisah dengan raga yang selama ini ia pakai sebagai medianya.

مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةࣲ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِیۤ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِی كِتَـٰبࣲ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَاۤۚ إِنَّ ذَ ٰ⁠لِكَ عَلَى ٱللَّهِ یَسِیرࣱ. لِّكَیۡلَا تَأۡسَوۡا۟ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُوا۟ بِمَاۤ ءَاتَىٰكُمۡۗ وَٱللَّهُ لَا یُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالࣲ فَخُورٍ)

Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri. [Surat Al-Hadid 22-23]

Mari bersama berdoa dan memohon ampunan kepada Allah agar diberikan yang terbaik setiap langkah, iktiar, dan perjuangan kita semua. 

Semoga dimoment corona ini ada hikmah yang harus kita pelajari dan petik dalam kehidupan ini agar selalu pandai bersukur atas nikmat yang telah di berikan olehNya serta berserah diri kepadaNya.

Semoga kita semua dilindungi dari mara bahaya, musibah, dan penyakit corona yang ada di dunia ini.

Mari kita bersama berdoa menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing agar di seluruh bumi ini diberikan keselamatan, kesehatan, kesejahteraan, kekuatan, keimanan, keislaman, ketakwaan, kebahagiaan, keberkahan oleh Allah SWT.

Semarang, 05 April 2020

*Penulis, Hamba Allah SWT. Pendiri MEDISKU, Kader Muda NU dan Pejuang Kemanusiaan.