
Yang Terkenang
Kepada yang terkenang
Sudilah kembali bersama
Merangkai segala yang pernah ada
Tahu kah kau
Aku sendiri bersama sepi
Kembali menjalani hidup tanpamu di sini
Hidupku ibarat malam
Yang gelap dengan cahaya bintang yang tak begitu terang
Aku ingin secerah siang yang disinari matahari
Tapi itu semua tak akan pernah hadir kembali
Kepada yang terkenang
Terima kasih telah memberikan kenangan
Meski mengingat hal itu
Sangat menyakitkan
Tapi aku senang, sebab kita tak sengaja berkelana
Meski tak sampai pada indahnya pelaminan
Yang Terkasih
Kepada yang terkasih
Aku sangat berterima kasih
Sebab hati yang lama terluka
Kembali berwarna setelah hadirnya pelukis handal itu
Seorang yang mencampurkan berbagai warna
Dan memberikan berbagai kebahagiaan dalam padu pada warna meski bertabrakan
Hati yang hitam
Mendadak sesak penuh banyak warna bahagia
Kepada yang terkasih
Maaf adalah sebuah kalimat yang akan selalu terucap
Untuk setiap hal yang belum pernah engkau dapat
Maaf aku hanya bisa menjadi resepien darah
Bukan sebagai pendonor darah
Bukan sebagai apoteker yang menyembuhkan
Dan bukan sebagai kyai yang menenangkan
Aku adalah aku
Meski aku belum pernah berperan
Semoga doa ku selalu tersampaikan
Agar hidupmu berkah bersama doa yang selalu ku panjatkan
Kepada Hati yang Tak Berpenghuni
Rumah adalah tempat pulang
Bagi mereka yang kelelahan
Tapi hatiku
Benar-benar kosong tak bertuan
Meski kita pernah bersama
Ternyata benar kata orang
Tak selamanya kita baik untuk orang itu
Ada kalanya kita buruk, sebab itulah
Tuhan hanya memperkenalkan
Tidak untuk disatukan
Seperti air dan minyak
Sama-sama cair tapi tak bisa bersatu untuk bersama
Tak apa jika hati yang seharusnya memiliki penghuni
Kini mendadak ciut ditinggal sang pengisi
Tak mengapa
Sebab hidup akan terus berjalan layaknya roda
Teruslah melangkah
Tuhan pasti mendengar doa-doa bagi mereka yang meminta
Penulis: Wan Nurlaila Putri