
Tebuireng.online— Untuk kedua kalinya, Pesantren Tebuireng kembali dikunjungi oleh Habib Muhammad bin Al Munsib Al Habib Ali Al Habsyi, cicit atau keturunan Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsyi, pengarang Kitab Maulid Simtud Duror, pada Jum’at (23/8/2024).
Ada hal menarik dari kunjungan kali ini, Habib Muhammad Al Habsyi menceritakan sosok Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari sebagai sosok ulama dan juga pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Al Habib Ali Al Habsyi di hadapan para santri dan jamaah sholat Jum’at di Masjid Utama Pesantren Tebuireng.
Habib Muhammad Al-Habsyi mengungkapkan bahwa perkumpulan seperti inilah yang pernah digagas oleh Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari saat masa-masa Indonesia dijajah oleh para penjajah.
“Perkumpulan inilah yang sudah ada sejak zaman perjuangan yang digagas oleh Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari yang mana beliau mampu menbangkitkan semangat perjuangan oleh para santri-santrinya,” ungkap beliau melalui penerjemahnya.
Dari tempat inilah, menurut beliau, telah banyak lahir para tokoh-tokoh dari kalangan ulama atau tokoh dari kalangan pejuang, dan telah lahir pula di tempat ini mereka yang ingin merasakan kemerdekaan, yang ingin merasakan kebebasan bernegara sehingga dari tempat inilah lahir orang-orang yang di dalam hatinya tertanam rasa perjuangan untuk menolong negeri ini.
Beliau juga menjelaskan bawha gerakan-gerakan perjuangan yang dilakukan oleh Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari, sehingga mampu melahirkan para ulama dan pejuangan dikarenakan dalam hati Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari dilandasi oleh keimanan yang sangat kuat.
Baca Juga: Al-Habib Muhammad bin Munshib Al-Habsyi Kunjungi Pesantren Tebuireng
“Sosok tersebut adalah Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari yang dilandasi dengan kekuatan iman, kekuatan keyakinan kepada Allah, kekuatan keyakinan kepada Nabi Muhammad, dan dengan keyakinan itulah Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari menghubungi para ulama-ulama yang ada untuk bersatu padu, untuk berjuang memerdekakan Indonesia,” terangnya.
Pada kesempatan itu, juga dijelaskan bagaimana diketahui bahwa negeri ini sudah dijajah oleh Belanda, namun dengan satu orang yakni, Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari, belanda mampu diusir, pasukan mereka dibuat hancur hingga lari terbirit-birit, karena melawan pasukan yang dipimpin langsung oleh seorang tokoh yakni Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari.

Tidak hanya menceritakan kisah kepahlawan Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari saat mengusir pasukan Belanda, beliau juga menceritakan bagaimana sosok ulama luar biasa tersebut mengusir pasukan Jepang yang hendak menjajah Indonesia pasca pasukan belanda angkat kaki dari negeri ini.
“Tidak cukup sampai di situ, ketika pasukan Belanda mundur, pasukan Belanda kalah, maka masuklah pasukan Jepang. Dan Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari tentunya masih tetap teguh, masih tetap kuat, dan siap untuk menghadapi mereka para penjajah baru. Beliau Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari tidak peduli walau beliau harus dipenjara, tak peduli bahwa beliau terluka, dan lagi-lagi beliau tidak peduli sedikitpun bilasaja nyawa yang akan melayang dalam mempertahankan bangsa dan tanah air ini.”
Habib Muhammad juga menyamakan sosok Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari dalam memperjuangan kemerdekaan Indonesia dengan Nabi Muhammad Saw, saat mendakwahkan agama Islam yang sempat ditentang oleh pamamnya Abu Thalib.
“Perjuangan Hadratussyaikh M. Hasyim Asy’ari ini sama persis sebagaimana perjuangan dari Nabi Muhammad, saat awal-awal berdakwahnya beliau sempat dilarang oleh pamannya, dengan ungkapan, janganlah engkau melanjutkan dakwah di negeri ini. Tetapi Nabi Muhammad dengan gagah berani dan disertai keyakinan kepada Allah, bahwa beliau akan berdakwah agama Islam meskipun nyawanya yang akan menjadi taruhan.”
Pewarta: Dimas