Turut berduka cita atas wafatnya Habib Ali Masyhur bin Hafidz.

Oleh: Moh. Agei Hidayat*

Seorang lelaki yang sangat paham dan mengerti akan pentingnya menghidupkan sejarah dan jejak langkah para ulama pendahulu, mulai dari zaman Nabi Muhammad, para sahabat, dan setelahnya.

Al-Habib Ali Al Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, andaikan beliau hidup di zaman dahulu maka sejarahnya akan dikenang di zaman ini, dan akan tertulis di beberapa kitab biografi tentang akhlak, ibadah, dan keilmuan beliau.

Beliau putra seorang mufti (pemberi fatwa) dari keluarga yang mulia, sejak masa muda sering pergi ke pelosok desa untuk mengajar anak muda dan pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika ayahnya diculik oleh pemerintah yang kejam, Al-Habib Ali Masyhur tidak tergoyahkan semangat dan kesabarannya.

Beliau meneruskan pengajian ashar yang sudah dilakukan sejak ayahnya wafat walaupun hanya dengan keluarga dan orang-orang yang ada di rumahnya. Beliau seperti ayah kandung bagi saudara-saudaranya. Selalu mengajarkan hal-hal yang baik dan mengarahkan ke sirah para salafnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Guru kami Alhabib Umar Bin Hafidz adalah salah satu saudaranya yang di didik dan dirawat beliau. Ketika beliau terpaksa pergi dari Tarim untuk berobat, ada beberapa santri dan asatidz ditugaskan untuk menggantikan jam mengajar dan kegiatan sosial beliau, singkat cerita mereka semua kesulitan dan kewalahan mengemban tugas Sayyidinal Al-Habib Ali Masyhur sampai beliau kembali lagi.

Sudah menjadi kebiasaan bagi beliau manjadi imam tarawih di Darul Musthofa Tarim ketika malam 17 Ramadan. Beberapa tahun yang lalu beliau menjadi makmum, dikarenakan beliau jatuh di kamar mandi setelah Isya’ ketika hendak berwudhu’.

Ketika pihak keluarga mengetahuinya dalam kedaan terjatuh, langsung dibawa ke rumah sakit dan dijahit. Setelah dari rumah sakit beliau langsung menuju Darul Mustofa untuk shalat isya’ dan tarawih juga khataman Qur’an. Yang aneh, ketika membaca doa khatam Qur’an, keluar darah dari lisan beliau, semua itu diketahui setelah beberapa lama kemudian.

Beliau hampir tidak pernah absen dalam kegiatan dakwah dan mengajar bahkan seakan tidak pernah lambat hadir ke pengajian. Beliau diberi oleh Allah cara yang khusus dalam mengajar. Orang bodoh pun akan paham terhadap penjelasannya.

Sebagian guru saya berkata: “Andaikan himar (keledai) belajar kepada Al-Habib Ali Masyhur maka ia akan paham,” Beliau sangat perhatian dan prihatin terhadap musibah yang menimpa muslimin, sering beliau berkata kepada kami: “Saya heran kepada orang yang mendengarkan berita dan mendengar musibah yang menimpa orang-orang Islam sedangkan ia makan malam dengan enaknya.

“Bagaimana mungkin ia bisa mengunyah makanannya sedangakan ia tahu keadaan muslimin?” Termasuk yang beliau sampaikan di ceramah-ceramahnya ketika pandemi CORONA, ” saya tidak senang ada orang ditimpa sakit Corona walaupun bukan seagama dengan kita, kita harus berdoa semoga wabah ini diangkat dari semua manusia.”

Saya masih ingat ketawadu’an beliau walaupun sudah menjadi mufti di buminya para ulama dan auliya’. Ketika guru kami Al-Habib Umar (adiknya) membawa santri Darul Mustofa kepada beliau untuk meminta ijazah, Al-Habib Ali menolak untuk memberi ijazah, akan tetapi setelah mengulang-ulang permintaannya.

Al-Habib Ali Masyhur mengijazahkan kepada kami dan sebelumnya beliau berkata: “Saya minta maaf, karena saya bukan ahli ijazah,” setelah memberi ijazah, beliau berkata dangan suara lirih, “semoga saya dilindungi oleh Allah dari adab yang buruk. Ampuni kami ya Allah karena telah lancang.”

Syekh Ramadhan Al Buthi ketika datang ke Tarim dan beliau dipaksa untuk mengimami shalat Dzuhur atau Ashar di Darul Mustofa Tarim, setelah selesai shalat Al-Habib Ali Al Masyhur cepat-cepat mengambil sandal Syekh Ramadhan Al Buthi lalu meletakkannya supaya dipakai Syekh Al-Buthi.

اللهم اغفر له وارحمه وأعل درجاته6 مع أسلافه الصديقين وانفعنا به، وارزقنا حسن الأدب معه، وكمال الاستمداد منه، وأكرمنا حسن الاقتداء به، وأقر عينه بنفسه وأهله وولده وطلبته ومحبيه وأهل زمنه،

Semoga amal sholeh, perjuangannya, kebaikannya di terima Allas SWT. Keluarga besar yang ditinggalkan diberikan kesabaran, keikhlasan, dan ketabahan dalam menhadapi cobaan dan musibah ini.

Perjuangan dan perjalanan hidup guruku sungguh mulia guru pemimpin umat di dunia. Orang yang rendah hati dan orang sholeh serta mendidik dan mengajari santri dan umatnya menjadi orang baik, pemimpin dan orang sholeh. Lahumul Fatihah…

*Pengurus Majelis Rasulullah SAW. Kader Muda NU, tokoh milineal inspiratif, santri Demangan Barat, Bangkalan Madura.