Tebuireng.online– Pada momen Ceramah Bela Negara oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryaudu yang diselenggarakan di Pesantren Tebuireng, Jumat (15/3/2019) Pengasuh Pesantren Tebuireng menyampaikan sambutan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan tema, yakni persatuan Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia.
Sebagai permulaan, Gus Sholah menyampaikan pergerakan-pergerakan berdasarkan sejarah, yang telah dilakukan oleh umat Islam dan para tokohnya dalam rangka menjaga persatuan Republik Indonesia. “Umat Islam dan tokohnya banyak melakukan tindakan yang berhasil menjaga persatuan Indonesia,” ungkap beliau. Di antara tindakan yang beliau sebutkan ialah poin-poin berikut ini;
- Umat Islam menyetujui penghapusan 7 kata Piagam Jakarta, yang disepakati dalam forum perkumpulan tokoh-tokoh Islam yang diselenggarakan oleh Bung Hatta, ketika tokoh-tokoh-tokoh Kristen di Indonesia bagian timur menolak bersatu dengan Indonesia jika sila pertama tetap dengan redaksi awal tersebut.
- Resolusi Jihad yang disampaikan oleh Kiai Hasyim Asy’ari dan para tokoh NU, yang memberikan hukum Fardhu ‘ain bagi seluruh umat Islam untuk menjaga persatuan Republik Indonesia dan mendorong para kaum pemuda untuk menuju Surabaya dan kemudian berhasil mencegah sekutu menguasai Surabaya.
- Pada tahun 1995 Sejumlah Kiai mengusulkan berdirinya Kementerian Agama yag kelak menjadi lembaga pemerintah yang mempererat persatuan Indonesia.
- 1991 Kementerian Agama dan Kemendikbud, membuat nota kesepahaman untuk mendirikan madrasah sebagai lembaga pendidikan baru di Republik Indonesia.
- Ketika PKI berontak umat Islam dan tokoh-tokohnya berdiri sepenuhnya di belakang garda pemerintah.
- Umat Islam dan tokoh-tokohnya berhasil meyakinan Presiden Suharto supaya undang-undang perkawinan menerima ketentuan syaria’t Islam di dalamnya, undang-undang inilah yang kemudian diikuti oleh banyak undang-undang yang menampung aspirasi umat Islam di dalamnya.
- Keputusan Muktamar NU tahun 1984 untuk menerima Pancasila sebagai satu-satunya asas yang diterima oleh Raktyat Indonesia selain sebagai dasar negara.
- Saat terjadi huru-hara tahun 1998 di Jakarta banyak warga Tionghoa yang dilindungi oleh umat Islam.
- Ketika terjadi teror bom Bali banyak tokoh-tokoh Islam yang membantu menyelamatkan korban.
“Hal-hal di atas menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki modal sosial yang besar berupa sikap toleran, gotong royong, penghormatam terhadap kebhinekaan, saling percaya, bekerjasama, menghormati dan lain,” tambah Gus Sholah.
Kemudian Adik Gus Dur ini menyinggung tentang konflik yang mucnul menjelang Pilgub DKI tahun 2017 yang lalu. “Menjelang konflik tahun 2017 terjadi polariasi antara dua kubu, yang menarik adalah dalam kedua kubu itu terdapat tokoh-tokoh Islam yang saling berhadapan, kedua kubu saling menyerang, saling mengejek, saling memaki,” tambah Gus Sholah.
Gus Sholah juga menyinggung hiruk pikuk perpecahan yang terjadi menjelang Pilpres ini. “Umat Islam dibelah, warga Muhammadiyah dan NU dipecah-belah, namun seperti biasa hiruk pikuk di wilyah NU lebih keras, sebab orang NU tidak pandai ngempet,” kelakar Gus Sholah yang disambut tawa para hadirin.
Selanjutnya Gus Sholah berpesan bahwa persatuan Indonesia hanya bisa terwujud jika umat Islam bersatu, karenanya, menurut mantan Wakil Ketua Komnas HAM itu, persatuan umat Islam dan tokoh Islam harus segera diwujudkan secara bertahap.
Pewarta: Nailia Maghfiroh
Publisher: RZ