
Tebuireng.online—Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Ir. KH. Salahuddin Wahid hadir di tengah-tengah jamaah Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), Kota Bandung, Rabu, (7/6/2017). Gus Sholah, sapaan akrab beliau, diundang untuk memberikan ceramah tematik sekaligus diskusi di acara Inspirasi Ramadhan (IRAMA), yang diselenggarakan oleh Panitia Pelaksana Program Ramadhan (P3R) Salman ITB.
Dalam ceramah yang dimulai setelah shalat Ashar tersebut, Gus Sholah mengingatkan seluruh peserta akan pentingnya nilai-nilai Pancasila dan filosofi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau menyayangkan fenomena yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, yakni lunturnya nilai-nilai toleransi yang sebenarnya telah terkandung dalam Pancasila. Nilai keadilan yang ditegaskan pada sila ke-5 seolah menjadi sulit diwujudkan di masa sekarang, di mana banyak oknum yang lebih suka membenarkan pandangan mereka dan menyalahkan pandangan yang tidak diketahuinya.
“Bangsa ini menggunakan ideologi Pancasila, tetapi warganya sedikit yang mengamalkan Pancasila. Malahan banyak orang lain, bukan bangsa ini, yang sangat pancasilais,” ujar beliau miris.
Maraknya fenomena intoleransi yang beredar di berbagai wilayah di Tanah Air tersebut memantik keprihatinan sang Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng. Berkali-kali Gus Sholah mengajak semua peserta acara agar kembali menegakkan nilai-nilai toleransi sebagai saudara sebangsa dan se-tanah air dan kembali menghidupkan nilai-nilai Pancasila.
Di tengah ceramahnya, beliau sempat mengenang masa-masa kepemimpinan Gus Dur, masa ketika nilai-nilai toleransi diterapkan di seluruh sendi-sendi bangsa sehingga terjadi kondisi yang tenteram dan kondusif antarsuku dan antarumat beragama.
Gus Sholah juga sempat menyinggung adanya gerakan semacam Hizbut Tahrir Indonesia yang ingin mewujudkan khilafah. Sejatinya, beliau tidak melarang adanya golongan yang ingin menerapkan ideologi khilafah. Namun beliau berpesan agar cara yang digunakan adalah cara-cara yang baik agar tidak malah mengundang masalah. Adapun perwujudan negara khilafah, jika tetap dipaksakan, dikhawatirkan malah akan menimbulkan perang saudara seperti yang terjadi di Suriah dan beberapa negara di Timur Tengah.
Acara ceramah di masjid kampus almamater Gus Sholah tersebut dihadiri juga oleh Paguyuban Mahasiswa Alumni Tebuireng (PAHAT) Bandung. Sebelum Gus Sholah meninggalkan lokasi, mahasiswa santri alumni Pesantren Tebuireng yang hadir bergantian menyalami beliau dan menyampaikan perkembangan jumlah mahasiswa yang berkuliah di Bandung, termasuk yang diterima di universitas negeri favorit seperti ITB, UPI dan Unpad, yang semakin tahun semakin banyak.
Gus Sholah yang senang mendengar kabar tersebut kemudian berpesan agar teman-teman PAHAT lekas menyelesaikan kuliah dengan baik. Di penghujung acara, PAHAT memanfaatkan momen untuk berfoto bersama adik Presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut.
Pewarta: Susanto Prakoso
Editor: Farha Kamalia
Publisher: Farha K.