tebuireng.online—Hidup dikampung peradaban’pesantren’ merupakan suatu kehidupan yang sangat menyenangkan. Susah dan senang ikut menyertainya. Di pesantren,  santri belajar hidup mandiri baik dalam belajar, mengatur keuangan, dan urusan lainnya. Tak sedikit, santri baru yang merasa tidak kerasan, baik karena persoalan jauh dari orangtua. Senin malam, (23/03), KH. Mohammad Balya Firjaun Barlaman hadir dalam acara silaturahmi Alumni dan Santri Pesantren Tebuireng di Serambi Masjid Tebuireng. Kiai yang  populer disapa Gus Firjoun, merupakan alumnus pesantren Tebuireng.

Dalam ceramahnya, Gus Firjoun menerangkan tentang bagaimana dalam mencari ilmu harus dilandasi dengan niat yang kuat dan keyakinan yang mantab. “Ilmu itu harus dibarengi sama yakin”. Menurut, Putra mantan Rais ‘Aam Syuriah PBNU 1984-1991, KH. Ahmad Shiddiq, ilmu membutuhkan praktek untuk bisa bermanfaat. “Praktek adalah untuk menguatkan keyakinan terhadap ilmu yang dimiliki dan membentuk motivasi dalam mencari ilmu”.

Memasuki sesi tanya jawab, Ali Managalih, menanyakan tentang kiprah Gus Firjoun untuk NU dan negara mengingat ayahnya KH. Ahmad Shiddiq yang merupakan tokoh Nasional dan aktif di PBNU. Gus Firjoun pun menjawab dengan senang hati, bahwa dia sekarang aktif di Rabithah Ma’ahid al-Islamiyah (RMI) Jawa Timur dan Lembaga Bahtsul Masa’il NU (LBM NU) Jawa Timur. Selain itu ia juga sempat menjadi anggota DPRD Jawa Timur 2004-2009.

Diakhir ceramahnya, Gus Firjaun menuturkan, bahwa pesantren adalah tempat untuk memperbaiki akhlak dari yang buruk menjadi baik.  Beliau juga berpesan kepada para santri untuk terus memperbaiki diri dengan kesempatan yang diberikan Allah untuk belajar di Pesantren Tebuireng ini. (abror)

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online