Kepala Pondok Putri Pesantren Tebuireng, KH. Fahmi Amrullah Hadzik (kiri kemeja putih), foto bersama santri dan Dzurriyah Tebuireng. (foto: bustan)

Tebuireng.online– Pondok Putri Pesantren Teebuireng mengadakan acara Wisuda Bilghoib VI, Binnadzor XII, Juz ‘Amma XII & Purna Santri, di lapangan Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng, Sabtu (25/5) malam. Santri yang diwisuda berjumlah 322 santri, dari sekian wisudawati, terdapat 5 wisudawati yang sudah hafal 30 juz Al-Qur’an.

Dalam sambutannya Kepala Pondok Putri Pesantren Tebuireng menyampaikan bahwa, Pondok putri memang memiliki program tahfidz. Akan tetapi kami tidak memberikan target tertentu, artinya semampunya. Karena anak-anak menghafalkan Al-Qur’an dan juga sekolah, hal ini bukanlah hal yang ringan. Apabila ada anak yang bersekolah dan berhasil menghafalkan Al-Qur’an 30 juz itu hal yang luar biasa.

Hal yang sering saya temukan, setelah lulus SLTA anak-anak hafal sekitar 18 juz, ada beberapa anak yang minta izin untuk melanjutkan kuliahnya tahun depan dan ingin melanjutkan hafalannya di pondok putri pesantren tebuireng ini. Dalam waktu 4 bulan atau 5 bulan kemudian, ia berhasil menyeleseikan kekutangan hafalannya 12 juz tersebut. Hal ini terjadi karena mereka fokus, tidak sambal sekolah. Tapi kalau menghafal Al-Qur’an barengan dengan sekolah itu berat. Tegas beliau

Gus Fahmi meminta kepada wisudawan agar menjadi manusia terbaik, karena menurut dawuhnya Rasulullah Saw, orang yang paling baik adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan kelak mengajarkan Al-Qur’an.

Terakhir, beliau berpesan agar jangan pernah malu untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada siapapun bahkan kepada anak-anak kecil sekalipun. Salah satu cita-cita yang belum pernah dan tidak mungkin dicapai oleh Hadrotussyaikh KH. Hasyim Asy’ari adalah menjadi pengajar Al-Qur’an anak-anak kecil.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam penutupnya Gus Fahmi menyampaikan kisah inspirasi. “suatu ketika Mbah Hasyim silaturahmi ke pati atau kajen rumahnya Kiai Salam, beliau adalah abahnya Kiai Abdullah Salam. Kiai salam merupakan guru TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an), ketika melihat Kiai Salam sedang asyik mengajar TPQ anak-anak kecil, Mbah Hasyim menghentikan langkahnya dan memandangnya dari kejauhan karena tidak mau mengganggu Kiai Salam yang sedang asyik mengajar. Tidak terasa air mata Mbah Hasyim menetes.

“Hal ini disebabkan karena Mbah Hasyim dari dulu sampai sekarang punya cita-cita mengajar Al-Qur’an kepada anak-anak kecil akan tetapi belum kesampaian. Sementara Kiai salam sudah menikmati mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak kecil, Mbah Hayim iri kepada Kiai Salam.” Tutup Gus Fahmi.

Pewarta: Almara Sukma