
Tebuireng.online— PBNU melalui Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) mengadakan Workshop Keluarga Maslahat untuk santri pondok pesantren di Jawa Timur pada 28-29 Desember 2024. Kegiatan ini berlangsung di lantai 3 Gedung Yusuf Hasyim Tebuireng, dengan peserta yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Workshop ini dihadiri oleh 62 perwakilan dari Lembaga Keluarga dan Kesejahteraan Nahdlatul Ulama (LKKNU), GKMNU, Kementerian Agama (Kemenag), pembina pondok pesantren, serta perwakilan dari sejumlah daerah se-Jatim, termasuk Ngawi, Pacitan, Lumajang, Mojokerto, Pasuruan, Banyuwangi, Trenggalek, Tulungagung, Nganjuk, Situbondo, Blitar, Kediri, Pamekasan, Sidoarjo, Ponorogo, Bondowoso, Tuban, Jember, dan beberapa pesantren terkemuka seperti Pondok Pesantren Rodhotul Ulum Sampang dan Pondok Pesantren Al Hidayah Madiun.
Pada kesempatan itu, Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz berkesempatan memberikan sambutan dan memberi apresiasi atas terselenggaranya acara ini.
“Ini program baru yang disampaikan di Jatim, nantinya kita akan melibatkan pondok-pondok lain, karena NU didirikan untuk membersamai umat,” ungkap Ketua PWNU Jatim itu.
Di waktu yang sama, Gus Kikin menambahkan bahwa jika seluruh konsep ini bisa dijalankan dengan baik, maka NU akan semakin kuat, menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Wakil Ketua Satgas Nasional GKMNU, Alissa Wahid juga memberikan sambutan dan menjelaskan alasan memilih Jawa Timur sebagai tempat pertama diadakannya workshop ini. “Program ini pertama kali diadakan di Jawa Timur karena sebagian besar keluarga Nahdliyin berasal dari sini,” ujarnya.
Selain itu Nur Cholis, Satgas GKMNU Jawa Timur, menjelaskan bahwa tujuan utama dari workshop ini adalah untuk mencetak kader penggerak keluarga maslahat, yang akan menjadi ujung tombak dalam menerapkan konsep keluarga maslahat di pesantren, komunitas, dan terutama di daerah masing-masing. Konsep ini bertujuan untuk mengurangi angka perceraian dan pernikahan di bawah umur dalam keluarga Nahdliyin.
Baca Juga: GKMNU Akan Gelar Workshop Keluarga Maslahat Selama 2 Hari di Pesantren Tebuireng
Peserta workshop juga berbagi harapan mereka. Nuris, salah satu peserta, mengungkapkan ketertarikannya pada tema keluarga, yang terkait dengan pekerjaannya di Program Studi Hukum Keluarga. “Saya tertarik dengan materi yang berkaitan dengan psikologi keluarga, yang mungkin bisa saya aplikasikan saat semester depan,” ungkapnya.
Sementara itu, Miftakul Munir dari Nganjuk mengaku mengikuti acara ini untuk menambah ilmu dan pengetahuan. “Tujuan saya mengikuti acara ini adalah untuk menambah ilmu karena saya bekerja di KUA Kecamatan Nganjuk dan ingin mendengarkan materi dari pemateri yang sangat mumpuni,” jelasnya.
Untuk diketahui pada hari pertama, workshop menghadirkan empat pemateri yang luar biasa. Materi pertama disampaikan oleh Hj. Nurmey Nurulchaq, M.A., Psikolog, yang membahas dinamika keluarga masa kini. Kemudian, Dr. KH. Nahe’i, MHI, memberikan materi tentang perspektif keluarga maslahat. Selanjutnya, Dr. Hj. Nur Rofi’ah, Bil. Uzm., menyampaikan materi mengenai keadilan hakiki perempuan.
Dengan semangat kebersamaan dan komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga, workshop ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi keluarga-keluarga Nahdliyin di Jawa Timur, khususnya dalam memperkuat fondasi keluarga yang harmonis, sehat, dan berkeadilan.
Pewarta: Albii