Ratusan santri Walisongo Jombang begitu antusias menyambut Idul Adha dengan takbir bersama di halaman pesantren. (foto: wan/to)

Tebuireng.online— Gema takbir akbar terdengar dari dalam Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang. Ratusan santri serempak bertakbir di halaman pondok menyambut perayaan Idul Adha yang dimeriahkan di pesantren, Sabtu (9/7/2022) usai shalat Isya’ berjamaah.

Acara ini dimulai dengan pembukaan takbir bersama yang dipimpin oleh grup shalawat seribu rebana yang bertempat di halaman pondok. Acara ini diikuti oleh seluruh santri Walisongo dan para pembimbing komplek.

Acara berjalan dengan khidmat dan lancar yang diisi dengan takbir bersama, malam itu terlihat sangat ramai dan sangat antusias karena seluruh santri ikut mengumandangkan takbir di malam Idul Adha ini.

“Alhamdulillah dari saya memang menginginkan konsep acara yang sederhana, tidak seperti tahun tahun lalu yang diadakannya lomba beduk dan gema takbir. Untuk tahun ini saya mengadakan acara gema takbir bersama, nggak apa-apa sederhana yang penting arek-arek podo seneng kabeh (anak-anak sama-sama bahagia),” tutur ketua pelaksana, Kiya.

Selain itu acara ini membuat para santri baru menangis haru karena merindukan orang tua yang jauh dari pandangan dan dekapan mereka. tapi mereka masih tampak ceria dan bahagia mengikuti acara meski air mata mereka menetes ketika mengumandangkan takbir bersama.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Menurut saya acara ini sangat bagus dan dan tentunya membuat santri-santri di sini senang, tapi kurang meriah karena tidak diadakan lomba seperti tahun kemaren lomba bedug dan gema takbir,” respons salah satu santri, Viola.

Seperti yang terdengar dalam sambutan pihak panitia memohon maaf jika acara yang dilaksanakan belum terlaksana dengan baik dan sempurna seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Semoga tahun depan acara bisa lebih meriah dan menjadi hiburan untuk menghilangkan kesedihan santri baru dan semoga bisa menjadikan ajang kreativitas seluruh santri,” harap salah satu santri.

Seperti tahun sebelumnya, pihak pondok selalu membuat undian nama untuk kurban setiap tahun. Dengan mengundi nama-nama santri dari kelas akhir 3 MTs, 3 SMK/MA, semester akhir kuliah, pengurus, pembimbing, dan tahfudz murni.

Pewarta: Wan Nurlaila