erbe-sentanu2tebuireng.online–  “Sadar adalah dasar Kehidupan,” itulah cuplikan kata-kata Motivator Teknohati dan Penulis buku “Quantum Ikhlas”, Erbe Sentanu di hadapan 28 peserta Diklat Kader Pesantren Tebuireng angkatan kedua, kemarin (22/09/2016) di Aula Gedung Diklat Jombok Ngoro Jombang.

Pak Nunu, panggilan akrab beliau, memberikan latihan teknohati dengan menggunakan gelombang otak Beta, Alpha, Tetha, dan Delta. Peserta diminta mendengarkan musik dengan komposisi gelombang Alpha dan Tetha dan dibawa ke alam bawa sadar, mengingat semua masalah, dan berusahan sedikit demi sedikit merelakan masalah tersebut menjadi solusi.

“Orang yang menyadari rasa bisa memahami petunjuk Tuhan di dalam hatinya,” lanjut Pak Nunu memberikan satu dari sekian kata-lata mutiaranya. Menurut beliau, Ikhlas tidak bisa dicapai tanpa ada kepedulian, justru peduli adalah awal dari keikhlasan. Berpikir hanya dengan logika akal, lanjut beliau, hanya akan mendapatkan kesuksesan dan kesenangan. Sebaliknya pemikiran itu harus dirubah ke logika hati yang bersifat tenang, intuitif, membahagiakan dan menuju pada keselamatan. “Tidak semua orang sukses itu selamat,” tambah beliau.

Bagi anggota Computing Research Group dan Heartmath Institute di Amerika Serikat itu, ukuran kesuksesan sejati bukanlah materi, melainkan kemampuan merasakan pikiran bahagia. Beliau juga mengutip kata-kata mutiara beberapa tokoh besar, seperti BJ Habibie, Deepak Chopra, John Assaraf, Lester Levenson, Steven Covey, dan beberapa tokoh lain.

Dari semua kata-kata para tokoh itu, beliau mengaku kata-kata mantan Presiden BJ. Habibie yang sangat membekas di hati. BJ Habibie berkata, “Hati nurani dan jiwa adalah Super Intellegent Software“. Manusia, tambah suami Endraswati Safitri tersebut, adalah makhluk dengan daya kesadaran yang besar, namun mengecilkan kehidupannya sendiri dengan ketidaksadarannya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Ikhlas adalah frekuensi gelombang yang menular. Semakin banyak orang di sekeliling kita yang terampil menjaga hati dan sinkronisasi gelombang otaknya, semakin mudah kita masuk di irama hati yang berserah,” terang pendiri Katahati Institute itu. “Kalau kita bisa hidup mudah dengan membesarkan ikhlas, mengapa kita pilih hidup sulit dengan membesarkan nafsu?,” pungkas Pak Nunu sebelum acara berakhir tepat pukul 14.30 WIB. (Abror)