Oleh: Rizka Nur Maulidiyah*

Dulu sebelum ada corona
sebelum berjuta-juta orang diam di rumah
sebelum kita mengurangi pertemuan dengan orang-orang
mungkin kita menganggap aplikasi bernama Tik Tok itu alay, tak berguna apa-apa

Seakan merasa aplikasi itu sarang dosa
perusak generasi bangsa
tidak patut dimiliki
dan tidak suka jika melihat orang memakainya

Mungkin ada dari sekian banyak manusia di dunia
yang mengangap di dalam aplikasi itu hanya joget jogetan yang fana

Setelah datangnya Corona
semuanya berubah
persepsi itu dihantap dengan
kreativitas anak-anak muda hingga emak-emak desa

Bukan hanya konten joget-joget
serasa disulap menjadi edukasi, penghibur diri
yang dulunya aplikasi ini dianggap sarang dosa
sekarang aplikasi ini diisi konten dakwa dan hal-hal yang bikin bahagia

Aku Adalah Masker
Dicari mungkin hanya karena keadaan ini
aku tak tahu harus berterima kasih atau sedih
dengan corona ini aku dicari
karena corona ini aku dihargai

Tapi, aku juga kasian
dengan tuan-tuanku
yang memakaiku
tapi tidak ikhlas dengan keadaan

Tuan-tuanku membeliku karena keterpaksaan
bukan karena kebutuhan
padahal aku diciptakan untuk kebutuhan
baik sebelum dan sesudah adanya corona

Diriku sekarang dipakai di mana-mana
tapi, aku sedih
karena setiap hari aku dipakai
sampai aku lupa dicuci tuanku

Bauku sangat menyengat
tapi tuanku tak peduli
karena pikiran tuanku
tidak mau mengeluarkan duit
hanya untuk membeli yang baru dan mencuci diriku

Akhirnya fungsiku salah
dan aku sedih, diriku tidak melindungi
tapi malah membawa kuman
bagi tuanku sendiri.

Habibi dan Ainun
Kita dan segala kenangan
rintikan dan deraian air mata
rangkulan dan ukiran cinta
dari yang terkasih tak memandang balas kasih

Cukup satu tujuan kita
bersama mengukir sejarah
runtuh kita bangun lagi
jatuh kita berdiri lagi

Luka yang tajam berduri
tak menghalagi kisah nanti
tetap mengabdi untuk negeri
ataupun tak dihargai negara sendiri

Semesta telah menulis
atas cinta dan kiprah
semesta  telah bersorak
atas kesuksesan dan kegagalan

Bukan tetang materi
bukan tentang jabatan
tapi tentang kesejahteraan
dan juga kebahagiaan

Cinta bukan hanya milik kami
cinta bukan hanya sebatas kami
Indonesia adalah cinta
dan rakyat adalah kasih.

*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.
 
 
 
Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online