
Tebuireng.online— Dalam rangka memperingati 79 tahun Resolusi Jihad dan Hari Santri Nasional 2024, Pondok Pesantren Tebuireng Kesamben mengadakan seminar dengan tema “Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dan Kemerdekaan Indonesia”, serta launching program literasi pada Kamis (24/10/2034) di aula lantai 2 Pondok Pesantren Tebuireng Putri, Kesamben, Jombang.
Acara ini dihadiri oleh dua pembicara yakni Dr. Mohammad Anang Firdaus, Direktur Tebuireng Media Group dan H. M. Rizki Syahrul Ramadhan. M. Ag, Pimpinan Redaksi Majalah Tebuireng.
Forum santri ini dimulai dengan sambutan sekaligus launching program literasi Tebuireng Kesamben oleh Ustadz A. Mudhfar Ma’ruf sebagai Kepala Sekolah MTs Sains Salahuddin Wahid. Pada kesempatan itu, beliau menyampaikan betapa menginspirasinya sosok KH. M. Hasyim Asy’ari dalam kehidupannya.
“Yang saya kagumi dari beliau adalah dapat mempersatukan umat Islam Indonesia, setiap kali saya membaca dan mengaji kitab beliau, saya semakin kagum dengan beliau, disamping kesibukan beliau, beliau masih menyempatkan waktunya untuk menulis kitab,” tuturnya.
Oleh karena itu, lanjut Ustadz Mudfar, pihaknya ingin dengan adanya program literasi ini santri Tebuireng Putri Kesamben menjadi penerus Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.
Di kesempatan yang sama, Dr. Anang Firdaus mengungkapkan, bahwa kurangnya dokumentasi dalam peristiwa-peristiwa penting dengan peranan para Kiai sehingga seakan peristiwa-peristiwa tersebut terlupakan.
“Pesantren itu dulu, hingga sekarang (mungkin) lemah dalam urusan dokumentasi,” ungkapnya mengingatkan pentingnya dokumentasi sebagai salah satu bukti sejarah.
Wakil Mudir bidang Akademik Ma’had Aly Hasyım Asy’ari itu berharap para santri masa kini dapat meningkatkan perdokumentasian peristiwa-peristiwa yang ada baik lewat tulisan maupun dokumentasi lainnya.
Baca Juga: Peduli Lingkungan, Santri Tebuireng Kesamben Kunjungi BST
Sementara di kesempatan berikutnya, Dosen Mahad Aly Tebuireng, H. M. Rizki Syahrul Ramadhan, yang akrab disapa Ustadz Syahrul memaparkan bahwa santri harus dapat memandang kepahlawanan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari melalui dua sisi.
“Ketika kita memandang kepahlawanan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Aryari, kita harus bisa memandang dari dua sisi,” ungkapnya membuka materi.
Ia menjelaskan bahwa sisi yang pertama adalah sisi yang heroik dan sisi yang kedua adalah sisi kepahlawanan yang tidak Instan dimana Indonesia dapat merdeka dikarenakan adanya perjuangan panjang yang ditempuh.
Saat sesi pertanyaan salah satu santriwati sebagai Audien menanyakan tentang Warisan kepemimpinan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang masih sangat relevan bagi generasi muda saat ini, ustadz Syahrul selaku pembicara menjawab semangat menjaga ukhuwah adalah warisan kepemimpinan yang diwariskan Hadratussyaikh KH. M.Hasyım Asy’ari yang sangat relevan bagi generasi muda saat ini.
Acara seminar ini ditutup dengan closing statement dari kedua pembicara, “jika kita tahu kalau kita punya kiai-kiai yang bisa menulis sudah sepatutnya kita sebagai santri juga harus bisa menulis,” ujar Ustadz Anang Firdaus.
Begitu pun Ustadz Syahrul yang membawakan closing statement dengan pesan penting yang berisi pentingnya literasi dan menulis bagi para santri untuk melanjutkan perjuangan kiai.
Pewarta: Naila A Putri / Afifa