Ilustrasi: perempuan

Oleh. Dian Sulistiawati*

Di sebuah desa, ada seorang perempuan sederhana yang ambis. Perempuan itu memiliki cita-cita ingin menjadi dosen, ia perempuan yang cantik yang tinggal di sebuah daerah, perempuan satu-satunya di antara saudaranya, di balik sifat manjanya dia adalah sosok perempuan yang mandiri dan kuat.

Suatu ketika ia pun berkeinginan keluar pulau untuk melanjutkan sekolahnya, dia pun bertekat untuk mendapatkan ridho dari orang tuanya, Namun sayangnya keinginannya belum dikabulkan. Terbersit di dalam hatinya ia merasa sedih, kecewa, marah akan keadaan, karena ekspektasi yang dia bangun begitu tinggi dan niat yang begitu muliah yang sudah ia tatah jauh-jauh sebelumnya. “Takdir berkata ini belum saatnya”.

Sosok perempuan sederhana itu berusaha untuk berdamai dengan dirinya, berusaha menerima dengan lapang dada, berusaha ikhlas menerima akan takdir yang sudah ditetapkan oleh sang pencipta. Beberapa hari kemudian dia melajutkan sekolah di salah satu kampus yang berada di provinsinya, yang tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya.

Perasan senang mulai muncul diwajah perempuan itu karena masih bisa melanjutkan pendidikan meski tidak sesuai dengan ekspektasi beliau, perempuan itu pun memancarkan wajah yang ceria dengan senyuman tipis mengandung makna, semangat baru mulai muncul di wajahnya karena lulus di kampus yang ia pilih deengan jurusan yang ia minati tidak hanya itu, dia pun berhasil lulus dengan menggunakan jalur prestasi.

Hari terus silih berganti, tentunya disetiap fase kehidupan selalu ada drama yang menyertai di setiap perjalanan hidup, sesampai itu perjalanan sih Perempuan tidak berjalan mulus-mulus saja, ditempat itu ada beberapa orang yang tidak menyukainya bahwa dosen sekali pun  dan bahkan sampai dihujat habis-habisan, dipersulit situasinya, salah satu alasanya disebabkan  Perempuan itu menggunakan niqob.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mungkin saja para pembaca bertanya-tanya ada apa dengan sebuah niqob? Mengapa begitu diasingkan, kemudian sayapun menjawab pertanyaan itu, perempuan yang memilih menggunkan niqob tentu bukan hal yang salah tetapi yang menggunakan masih minoritas dan sebagian masyarakat belum bisa menerima, pandangan mereka Perempuan berniqob itu terlalu fanatic terhadap agama dan tentunya masih banyak lagi konflik-konflik yang ia alami.

Perempuan itu menangis sejadi-jadinya mendengar perkataan yang sangat melukai hatinya, direndahkan oleh orang disekitarnya, MasyaAllahnya, perempuan itu sekalipun ia tidak pernah menyerah meski seringkali ia di usik, seringkali ia mendengarkan komentar-komentar negative yang terlintas ditelinganya. Perempuan itu hanya bisa menghapus air matanya dan Kembali melanjutkan perjalanan hidupnya .

Perempuan itu tidak hanya berkuliah saja, melainkan ia berinisiatif untuk sambil mengajar di sebuah sekolah, ia pun membukan pembelajaran menggunakan metode privat, “Tuhan itu maha baik” “tutur ucapan sang penulis”  dia tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuan seorang hamba, dibalik kesedihan aka ada masa dimana kebahagiaan itu akan datang dengan terus berjalannya waktu roda kehidupan tetap terus berputar kadang kita merasa sedih kadang pula kita merasa Bahagia, semua itu hanya bersifat fana maka sabarlah wa hai diriku tetaplah  jadi Perempuan panutan yang menebarkan ilmu yang bermanfaat.

Menatap suasana saat ini, bertekat menerima dengan lapang dada untuk menjalani hari-harinya, dengan penuh keceriaan yang terpancar diwajahnya. Alhamdulillah, ditempat ia mengamalkan ilmunya perempuan itu bisa mendapatkan supor dan dukungan dari orang-orang disekitarnya, mungkin disuatu tempat kamu merasa tidak dihargai.

Di tempat yang ramai namun merasa kesepian seakan-akan di tempat itu hanya aku saja yang hanya bisa meratapi nasib dan meneteskan air mata, bahkan satu orangpun tidak ada yang peduli dengan diriku yang sedang bersedih, “Setidak dianggap itu kah aku” mungkin disuatu tempat kita belum diterima tapi percayalah wahai diri akan ada tempat yang senang hati untuk menerima segala kekurangan dan kelebihan yang kamu miliki.

“Sosok perempuan itu seringkali memancarkan wajah ceria, Bahagia tetapi dibalik itu ada luka ia simpan sendiri, mengubur rasa itu sedalam-dalam sehingga tak ada satu orangpun yang dapat mengetahuinya. Dia hanya bisa menggunakan topeng kebahagiaan, dibalik topeng nyatanya ia sering kali menangis, bahkan terkadang rasa ingin menyerah saja.” Tuturnya.

Tetapi lagi-lagi ia kuat kerena orang tua yang ingin dia bahagiakan di dunia terlebih lagi di akhirat kelak, dia adalah satu-satunya perempuan yang menjadi harapan di keluarganya. Begitu banyak rintangan yang ia alami tetapi salah satu prinsip perempuan hebat itu kesuksesan tidaklah didapatkan dengan instan, nikmati prosesnya sukses akan engkau gapai.

Kemudian hari, takdir berkata lain perempuan tersebut harus berhentik kuliah dikarenakan satu dan lain hal, keputusan itu diambil sebab perempuan itu ingin mencapai niat awalnya bahwa ingin melanjutkan pendidikannya diluar pulau, ditempat itu dia mendapatkan banyak pengalaman hidup, mental yang setidaknya lebih kuat, ilmu yang ia dapatkan, teman- teman yang senantiasa menyayanginya dan masih banyak hal yang dapat ia petik.

Tempat itu harus tinggalkan demi menggapai cita-citanya, perempuan itupun memberanikan dirinya untuk mendaftar kuliah lagi, Akhirnya Allah mengabulkan doa-doanya, meski dengan waktu yang cukup lama dan perjuangan yang gigih. Tak tahan air mata membasahi pipi lantaran sangat Bahagia mendengar kabar baik, dibalik kebahagiaannya Ia harus merelakan untuk meninggalkan kampung halamannya dengan waktu yang cukup lama.

Tak lama kemudian perempuan itu pun sudah sampai ditempat perantauannya sembari melihat disekeliling lingkungan, ia tidak menyangka telah sampai ditempat yang masih asing, suasana baru, orang-orang baru, tempat tinggal baru.

Perjalanan perempuan hebat itu tentu saja tidak mudah ia harus jauh dari orang yang disayanginya dan hidup mandiri di kampung orang, ditempat itu ia di ajarkan oleh keadaan bagaimana menjadi kuat sendirian. Seiring berjalannya waktu ia tinggal di kampung yang baru, tentunya Perempuan itu harus beradaptasi dengan lingkungan yang tentu berbeda.

Perempuan tersebut lagi-lagi merasa hal yang sama, merasa asing lantaran pakaiaannya berbeda dengan orang-orang disekitarnya, Perempuan itu menggunakan niqob, “Seasing itu kah aku” ucapnya, Bahkan seringlah merasa kesepian, belum ada satu orang pun yang bisa mengerti dirinya. Ia hanya bisa menangis sendirian, memendam rasa sedih itu sendirian, ia tidak tahu mau mengutarakannya ke siapa, sebab sahabatnya pun belum ada “pengen pulang” ucap Perempuan itu sembari air matanya terus mengalir tiada henti. “Tidak ada yang menyayangiku, tidak ada yang peduli padaku” Tutur Perempuan itu dengan keadaan yang tidak baik-baik saja, Hanya bisa berteriak di dalam hati, terus bertanya KENAPA DAN KENAPA ? Tidak ada yang mengetahui bahwa dia sedang menangis, pandangan orang terhadapnya dia adalah Perempuan yang tanngguh  tapi nyatanya dia adalah Perempuan yang rapuh, mudah menangis, itulah perempuan tersebut dibalik topengnya.

Ia tidak menyerah karena ulah manusia “jika kamu memulai karena Allah maka jangan menyerah karena manusia” jika kamu tidak mampu berlari masih bisa berjalankan, jika kamu tidak mampu berjalan masih bisa merangkak, jika kamu tidak mampu merangkak istirahatlah sejenak tetapi jangan sampai berbalik arah atau sampai menyerah, ingat perjuanganmu sampai dititik ini, ingat pengorbanan orang tuamu, sampai di tahap ini memang tidak mudah untuk berjalanan sendirian, tetapi kamu Perempuan kuat, kamu mampu melewatinya.

Berjalan sendiri memang sangat melelakan bukan, Teruntukmu tetap semangat, jangan pernah menyerah hanya karena omongan seseorang yang membuatmu down. Its oke mungkin hari ini kamu bersedih tapi ingat akan ada kebahagiaan yang akan menghampiri, berjalan teruslah sampai engkau mencapai titik kebahagiaan itu. Kesedihanmu tidak akan selamanya, maka nikmati prosesnnya sukses menunggumu.

Begitu lelah dengan sandiwara dunia, tapi jadikan dirimu sebagai peran utamanya maka kamu tidak akan pernah kalah dengan keadaan, lelahmu in sya Allah menjadi lillah. Kau tahu? Pada akhirnya yang kita pelajari dari kehidupan adalah bagaimana menjadi kuat sendirian. Bahkan pernahkah engkau mencoba tetap tersenyum karena ucapan seseorang sedangkan di dalam hatimu engkau menangis lirih karena ucapan itu melukaimu. Dan sebanyak apapun orang-orang disekitarmu nyatanya yang bisa mengerti hanya dirimu sendiri.

Bahkan, ketika kamu lebih suci dari pada salju, kamu tidak akan selamat dari ghibahan orang lain, karena itu memang sudah menjadi tugas mereka yang gagal. Teruntukmu orang-orang diluar sana cicipilah kata-kata sebelum sebelum engkau mengucapkannya “Manusia yang paling indah adalah ia yang selalu khawatir kata-kata yang ia tulis melukai hati orang lain. Ingatlah tugasmu dari Allah menjadi manusia baik.

Bukan terilah baik di mata manusia “ Jangan tergoda untuk mengurusi kelebihan dan kekuatan orang lain. Fokuskan energimu untuk menjadi yang terbaik, Telusuri minat, lakukan hal-hal yang kamu sukai dengan iklas dan terus belajar. Tetaplah tersenyum bagaimanapun keadaan yang sedang engkau jalani sebab senyum bukan hanya symbol kebahagiaan namun juga symbol kekuatan. Teruntukmu  kemandirian mengatasi kesulitan apapun, dan jika kamu ingin menjadi kuat maka pelajari cara bertarung sendirian. “TETAP KUAT PEREMPUAN HEBAT”

*Mahasiswi UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.