
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang memungkinkan partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan politik. Dalam konteks akademik, mahasiswa sering kali dianggap sebagai agen perubahan atau agent of change yang memiliki peran penting dalam menjaga dan mengembangkan nilai-nilai demokrasi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa hal yang tampaknya mulai (semoga tidak) hilang dari semangat demokrasi di kalangan mahasiswa.
Sebagai bagian dari generasi muda, mahasiswa memiliki potensi besar untuk mempengaruhi perubahan sosial dan politik, memainkan peran penting dalam menghidupkan semangat demokrasi. Sehingga rasanya sangat disayangkan, dan bahkan saya merasa optimis tidak mungkin ghirah atau semangat itu hilang dari mahasiswa, yaitu memperjuangkan demokrasi dan terus menyuarakan kebenaran, tetunya berpihak pada masyarakat.
Pentingnya Demokrasi dalam Kehidupan Mahasiswa
Demokrasi di kalangan mahasiswa sangat penting karena memberikan mereka kesempatan untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan kampus dan masyarakat secara umum. Melalui forum-forum seperti senat mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, dan debat publik, mahasiswa bisa belajar tentang proses politik, hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, serta cara-cara untuk mempengaruhi kebijakan.
Keterlibatan aktif mahasiswa dalam berbagai kegiatan demokratis juga memperkuat sistem demokrasi itu sendiri. Mereka tidak hanya belajar tentang teori-teori politik, tetapi juga mengalami bagaimana teori tersebut diterapkan dalam praktik. Ini membantu mereka untuk memahami pentingnya partisipasi aktif, dialog, dan kompromi dalam sebuah sistem demokrasi.
Meskipun penting, ada beberapa aspek semangat demokrasi yang tampaknya semakin hilang di kalangan mahasiswa saat ini:
Partisipasi Aktif yang Menurun: Salah satu hal yang hilang adalah tingkat partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan demokrasi kampus. Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat bahwa banyak mahasiswa lebih memilih untuk terlibat dalam aktivitas yang bersifat individualistis atau kurang berkaitan dengan kehidupan kampus, seperti media sosial atau hobi pribadi. Hal ini menyebabkan berkurangnya keterlibatan dalam organisasi mahasiswa, forum debat, dan pemilihan umum kampus.
Kesadaran dan Pengetahuan Politik yang Terbatas: Sebagian mahasiswa juga tampaknya memiliki kesadaran dan pengetahuan politik yang terbatas. Pendidikan politik yang komprehensif mungkin tidak selalu menjadi bagian dari kurikulum, dan banyak mahasiswa yang tidak mengikuti perkembangan isu-isu politik terkini. Kurangnya pengetahuan ini bisa mengurangi kualitas partisipasi mereka dalam proses demokrasi, karena mereka tidak sepenuhnya memahami dampak dari keputusan politik atau kebijakan.
Kemampuan untuk Berkomunikasi dan Berdialog: Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan berdialog konstruktif juga tampaknya menurun. Diskusi yang sehat dan dialog terbuka merupakan aspek penting dalam demokrasi, tetapi terkadang mahasiswa lebih cenderung terlibat dalam perdebatan yang bersifat konfrontatif atau tidak produktif. Kurangnya keterampilan dalam berkomunikasi dapat menghambat proses demokratis dan menciptakan ketegangan yang tidak perlu.
Tanggung Jawab Sosial: Ada juga kecenderungan bahwa rasa tanggung jawab sosial di kalangan mahasiswa tidak sebesar dulu. Banyak mahasiswa yang lebih fokus pada pencapaian pribadi atau karier akademis mereka, sementara isu-isu sosial dan politik yang lebih luas sering kali terabaikan. Rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan keinginan untuk berkontribusi pada perubahan positif terkadang kurang ditekankan.
Mengembalikan Semangat Demokrasi Mahasiswa
Untuk mengembalikan semangat demokrasi di kalangan mahasiswa, beberapa langkah dapat diambil. Pertama, pendidikan politik yang lebih terintegrasi dalam kurikulum dapat membantu meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang sistem demokrasi dan isu-isu politik. Kedua, mendorong keterlibatan aktif dalam organisasi mahasiswa dan kegiatan kampus yang bersifat demokratis dapat memperkuat partisipasi mereka. Ketiga, pelatihan dalam komunikasi dan keterampilan berdialog dapat membantu mahasiswa dalam berinteraksi secara lebih efektif dan konstruktif.
Sebenarnya, seberapa penting demokrasi dalam kehidupan mahasiswa? Jika mahasiswa menyadari ini, maka mereka akan mendapatkan pengalaman berharga dalam proses demokrasi; mahasiswa sering kali berada di posisi strategis untuk mempelajari dan mengaplikasikan prinsip-prinsip demokrasi.
Keterlibatan mereka dalam organisasi mahasiswa, debat, dan pemilihan umum kampus memberikan pengalaman langsung dalam pengambilan keputusan dan proses politik. Ini membantu mereka memahami bagaimana teori-teori demokrasi diterjemahkan dalam praktik dan bagaimana mereka bisa berkontribusi pada masyarakat.
Salah satu aspek yang hilang adalah tingkat keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan demokrasi kampus. Banyak mahasiswa lebih memilih untuk terlibat dalam aktivitas yang bersifat pribadi atau individualistik, seperti media sosial dan hobi pribadi. Ini mengakibatkan penurunan partisipasi dalam organisasi mahasiswa, forum debat, dan pemilihan umum kampus.
Selain itu, beberapa hal yang mungkin juga bisa menolong mahasiwa untuk tetap berada di jalur idealismenya, kampus bisa memperhatikan integrasi pendidikan politik dalam kurikulum. Memasukkan pendidikan politik yang komprehensif dalam kurikulum kampus dapat membantu mahasiswa memahami pentingnya partisipasi demokratis dan isu-isu politik terkini. Ini akan memperluas pengetahuan mereka dan mendorong keterlibatan aktif.
Dengan upaya-upaya ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih aktif berperan dalam proses demokrasi dan mengembangkan kesadaran serta tanggung jawab sebagai warga negara yang baik. Mengembalikan semangat demokrasi di kalangan mahasiswa adalah kunci untuk memastikan sistem demokrasi tetap sehat dan berfungsi dengan baik di masa depan.
Penulis: Albii