Apa yang kamu ketahui tentang remaja? Lalu, seberapa rumitnya memahami anak remaja itu? Masa remaja (12-18 tahun) merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja bukan lagi anak-anak, namun juga bukan lagi orang dewasa. Dalam teori perkembangan sosial, Menurut Erick Erickson tahap remaja itu dalam klasifikasi identitas dan kebingungan identitas. Pada masa ini, remaja mulai memahami kepribadian uniknya dan mengambil peran dalam kehidupan sosial.
Masa remaja adalah masa yang sangat menyenangkan. Waktu yang penuh petualangan dan penemuan jati diri. Namun siapa pun yang pernah mengalami masa remaja pasti tahu bahwa ini adalah masa sulit yang penuh tantangan. Faktanya, tantangan ini tidak hanya menimpa remaja, tapi juga orang tua dari remaja tersebut. Orang tua mungkin menjadi cemas atau khawatir ketika melihat perubahan pada anaknya. Namun, hal tersebut janganlah membuat perdebatan panjang yang menjadikan perseteruan antara ibu dan anak.
Misalnya kasus yang kini tengah dialami Laura Meizani Nasseru Asry atau Lolly dengan ibunya yakni Nikita Mirzani. Aksi kontroversial yang dilakukan ibu dan anak ini memang tengah menggegerkan publik. Apalagi Lolly yang merupakan anak kandung Nikita Mirzani, berani mengeluarkan kata-kata kasar terhadap sang ibu. Tentu saja hal itu menjadi sorotan terkait adab seorang anak terhadap orang tua.
Dari kejadian Nikita Mirzani dan Lolly, orangtua semakin disadarkan betapa pentingnya menjalin komunikasi yang baik dengan anak remaja yang sedang melewati masa pubertas. Menghadapi remaja yang jatuh cinta bisa menjadi tantangan bagi orangtua. Masa remaja adalah fase penuh emosi dan eksplorasi diri, termasuk dalam hal perasaan cinta. Berikut ini tips orang tua dalam mendampingi anak remajanya;
- Ajarkan anak tentang bagaimana mengelola emosi mereka, termasuk cinta.
Beri mereka pemahaman bahwa perasaan cinta adalah hal yang wajar, namun penting untuk mengenal diri sendiri dan memahami batasan dalam hubungan. Jelaskan kepada remaja tentang pentingnya nilai-nilai, seperti menghormati diri sendiri dan orang lain, serta tanggung jawab dalam hubungan. Ini termasuk memahami batasan fisik dan emosional, serta konsekuensi dari tindakan mereka.
- Bangunlah komunikasi yang terbuka
Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting. Tanyakan bagaimana perasaan mereka, apa yang mereka rasakan, dan apa yang mereka harapkan dari hubungan tersebut. Dengan menjaga komunikasi yang baik, orangtua bisa memberikan panduan tanpa terkesan mengontrol.
- Kenali hal-hal yang disukai anak
Bukan hanya perihal tentang makanan saja, tetapi juga hobby, games, dan lainnya. Orangtua juga perlu mengetahui siapa orang yang disukai anak dan bagaimana hubungan mereka berkembang, tetapi tanpa terlalu mengendalikan atau menyelidiki secara berlebihan. Tunjukkan ketertarikan secara alami, misalnya dengan bertanya tentang teman-temannya.
- Beri ruang dan waktu
Remaja perlu waktu dan ruang untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka mungkin akan mengalami kekecewaan atau patah hati, dan itu adalah bagian dari proses pendewasaan. Sebagai orangtua, bersiaplah mendampingi mereka saat menghadapi perasaan tersebut.
- Bicarakan tentang batasan dalam hubungan, baik dari segi emosional maupun fisik.
Diskusikan pentingnya menjaga batasan pribadi dan menghormati batasan orang lain, serta risiko yang mungkin timbul jika batasan tersebut tidak dihormati. Ajarkan pentingnya cinta diri dan menghargai diri sendiri. Remaja seringkali terlalu fokus pada hubungan dengan orang lain, padahal mencintai dan menerima diri sendiri adalah hal yang utama.
Dengan pendekatan yang bijak dan penuh kasih, orangtua dapat mendampingi remaja mereka menghadapi perasaan jatuh cinta dengan cara yang.
Itulah beberapa cara mendampingi anak remaja. Perubahan besar yang terjadi pada masa remaja bisa membuat anak mengalami banyak perubahan, hal tersebut dipicu oleh keadaan emosinya yang tidak stabil, terkadang bingung, khawatir, atau bahkan stress. Namun, orang tua tidak perlu kaget atau bahkan terpancing emosi, orang tua bisa membantu anak melalui masa tersebut dengan baik dengan cara-cara seperti diatas.
Sebenarnya wajar jika orang tua melindungi anaknya. Sebagai orang tua, kita harus memberikan ruang kepada anak untuk belajar mandiri dan menemukan jati dirinya. Saat mengetahui bahwa anak remaja sedang jatuh cinta, cobalah untuk tetap tenang. Jangan bereaksi berlebihan atau langsung menghakimi. Ciptakan suasana yang nyaman agar anak merasa aman untuk berbagi.
Dengarkan cerita mereka dengan serius dan empati. Tunjukkan bahwa orangtua peduli terhadap perasaan mereka dan siap mendukung, sehingga mereka tidak merasa dihakimi atau dianggap remeh. Menjadi orang tua bukan perkara yang mudah. Perlu kedewasaan dan cinta yang tak terbatas dalam membesarkan anak, untuk itu bagi para orang tua, tetaplah semangat, semoga lelahmu menjadi lillah.
Penulis: Ara