Tim Danone dan IRI saat silaturahmi ke ndalem Kasepuhan Tebuireng. (foto: asna)

Tebuireng.online– Hari Selasa (3/10/2023) kemarin, Pesantren Tebuireng dikunjungi oleh Danone, sebuah perusahaan pemilik Brand Aqua. Dalam kunjungan ini, Annie Wahyuni selaku perwakilan Danone bermaksud untuk berkolaborasi dengan Pesantren Tebuireng untuk menjadi pionir Pesantren dalam perawatan lingkungan dan juga ingin mengadakan Edukasi Lingkungan di pesantren.

Turut juga hadir dalam kunjungan tersebut M. Khafid Rifai, field coordinator Integrated Resources, Inc (IRI) jatim; Hendy Cahyaningtyas, field officer IRI jatim; dan Udin, dari PT. Sumber Barokah Polimery. Kunjungan ini disambut hangat oleh KH. Abdul Hakim Machfudz beserta Ibu Ny. Hj. Laili Lailiyah Hakim dan juga dari pihak Bank Sampah Tebuireng (BST), Gus Bambang dan Ahmad Faozan.

Dalam obrolan dengan pengasuh tersebut, Annie Wahyuni menyampaikan di Danone beliau telah berkecimpung dalam menjaga sampah selama 15 tahun. Selama itu baru kali ini tahu ada pesantren yang mengurusi sampai dari hulu ke hilir.

“Di Danone 15 tahun saya di sampah, belum pernah ketemu pesantren yang seintegratif ini perihal sampah,” ungkap Annie.

Dalam obrolan tersebut Ahmad Faozan menyampaikan bahwa sebenarnya pesantren lain juga ada: Annuqayah Sumenep, namun kapasitas belum sebanyak kita; Nurul Jadid namun hanya pengelola sampah, pesantren DIY Yogyakarta namun mengarahkan ke masyarakat, dan pesantren di Temboro juga sama.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam kesempatan itu, Yai Kikin juga menambahkan bahwa selain itu Pesantren Cabang Tebuireng di Temanggung juga termasuk pesantren lingkungan.

Perwakilan Danone itu menjelaskan bahwa Danone telah fokus mengurusi sampah sejak lama dan punya harapan 2025 mencapai angkat 50 persen pencapaian. Awal sebab datangnya beliau ke Tebuireng ialah melihat Bank Sampah Tebuireng (BST) yang mengumpulkan sampah selama sebulan dengan begitu masive dan rapi.

Menurut beliau sampah menjadi topik yang sensitif di Indonesia. “Sampah itu topik sensitif, 2018 menurut statistik lingkungan banyak yang tidak peduli. Maka edukasi itu penting,” terangnya.

Dari pihak IRI ingin merambah pesantren Untuk edukasi agar memberi dampak kepada perilaku, “kami ke sini agar pengumpulan kena edukasi juga kena. Harapannya Tebuireng menjadi role model nasional,” jelasnya menguatkan.

Dalam keterangannya, perkembangan di Danone dalam mengurusi sampah telah memasukkan materi itu ke dalam Kurikulum mulai SD (telah dilaksanakan), SMP (proses final), hingga SMA, namun masih proses tahap awal.

Nyai Laili menanggapi penjelasan dari Annie bahwa pesantren dalam hal lingkungan berfokus dalam dogma yang disampaikan para guru. “Kalau ada kurikulum bisa lah kita adopsi,” tutur beliau.

Yai Kikin menambahkan bahwa pesantren punya 3 macam pendidikan: Formal seperti sekolah, Non Formal seperti Diniyah, dan Informal yang berbentuk pembentukan karakter. Beliau menjelaskan Adab dan akhlak dan etika masuk di pendidikan Informal.

“Dari dulu Kiai Hasyim juga mendampingi masyarakat (dalam menjaga lingkungan). Kita memegang kemanusiaannya,” terang Yai Kikin.

Terakhir, Annie ingin Pesantren Tebuireng bisa menjadi penggerak dalam masalah lingkungan.

Pewarta: Moh. Minahul Asna