
Oleh: Yasinta Nurlaila*
Seluas lautan di tanah perjuangan, setangguh daratan menjulang dalam tumpah darah penghabisan
Bambu runcing seperti saksi bisu, akan jiwa yang haus kemerdekaan
Dan kini masih kah menjadi pertanyaan akan suatu penjajahan?
Wahai bumi Pertiwi…
Pahlawanmu yang kini telah harum ditelan masa, masih kah gelisah akan ada penjajah di era sekarang
Bukan penjajahan mengangkat senjata menerkam musuh, tapi yang ada penjajahan secara diam namun menusuk
Kini tak ada sosok Bung Karno bak kesatria pembangkit semangat para pendengarnya, tak ada lagi sosok Kartini pembawa terang dalam kegelapan
Tapi yang ada dan nyata hanyalah jiwa raga yang kurang berkaca, miris menyayat luka didengar, hingga Pertiwi pun lara merasa
Penjajahan yang ada, ialah perlahan melenyapkan solidaritas antar saudara, menyapu peri kemanusian hingga individualis berserakan di mana saja, membungkam pengetahuan dalam hausnya pendidikan
Berdamailah, wahai pejuang masa kini. Ibu kini sedang lara bukan malah memalingkan muka berbalik arah membawa senjata
Bersatulah, membawa obat pemersatu bangsa Dan kini hari lahirnya akan tiba.
Marilah bersama membangun bangsa. Hingga membirunya sang Pertiwi kita.
*Mahasiswa Unhasy Jombang.