Kisah Kesatria dalam Puisi
Oleh: Albii*
Destarasta, raja penuh kuasa
terbuai oleh keserakahan menggebu
egonya membutakan nuraninya
kerajaan terjerumus dalam kegelapan
harta berlimpah, tak pernah cukup
lupa akan rakyat yang kelaparan
tak peduli, ia mengejar kekayaan
keserakahan membutakan hatinya
ego memandang rendah yang lain
raja yang lupa akan tanggung jawa
dunianya sendiri yang diterapkan
kekuasaan menjadi racun yang mematikan
destarasta, pelajaran bagi kita
keserakahan dan ego takkan kekal
pemimpin sejati peduli pada semua
kerajaan yang adil, penuh dengan kasih
Di tanah kuru, srikandi muncul megah
pahlawan perempuan, bersinar di malam gelap
dinasti melukisnya dalam sejarah mereka
keberanian dan kekuatan terpatri di hati
pedangnya membelah langit, gemuruh pekiknya
dalam arena perang, srikandi bersinar terang
tak hanya dewa-dewa yang memegang peran
namun dirinya, penguasa di medan laga
dinasti kuru bersyukur akan kehadirannya
srikandi, pahlawan yang bersinar di dunia
dalam epos yang terukir dengan indah
dia membuktikan bahwa perempuan mampu berdiri
wanita sakti, terukir di hamparan sejarah
dalam rana kuru, namanya terpatri abadi
srikandi, pahlawan perempuan yang gagah
mengajarkan bahwa kekuatan tak pandang gender
Yudistira, pangeran penuh bijaksana
di istana keadilan, tahtanya terukir
hati suci, bebas dari nafsu dan iri
dia memimpin dengan kebijaksanaan yang agung
dalam dharma, yudistira bertaut harmoni
setia pada kebenaran, walau dalam badai
pangeran yang lembut, namun kuat dalam budi
kesetiaan dan keadilan menjadi landasan hidupnya
di kurun waktu yang berkelana
yudistira tak tergoyahkan oleh cobaan
bersinar kebenaran, berselimut kebijaksanaan
pemimpin yang memahami, dalam tindakan dan kata-kata
puisi sejuk, bagaikan sungai kebenaran
yudistira, panutan yang memancar cahaya
ia mengukir epik tentang keadilan
dalam cerita mahabharata, namanya merdu, abadi.