ilustrasi: Istock

Cara Kerja Empat Musim
Oleh: Riska Widiana

Menuju matahari

Adalah masa di mana terang

Setelah gelap mengepung

Siklus patah lalu tumbuh

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

 

//Musim gugur

Daun-daun berjatuhan

Angin membawanya menepi

Jalanan seakan menangis

Sepanjang langkah

Yang kau dengar hanyalah Isak pohon meranggas

Suara burung bagaikan sembilu

Di pucuk ranting kering

Bercicit sedih

Menggema di udara

Hingga ke seluruh kota

Wajah-wajah bunga terbenam ke tanah

 

//Musim dingin

Setelah tanah memeluk seluruh yang luruh

Gigil musim dingin

Kerinduan

Keresahan

Kesedihan

Semua bersedekap di ruang sunyi

Orang-orang menahan langkah

Hanya sedikit jejak

Sebentar tercetak, ditutup salju

Orang-orang tetap tabah

Menatap guguran salju putih

Di jendela harapan

Mereka tersenyum

Sambil menengadah tangan

Menampung salju

Lalu berdoa, supaya berumur panjang

Sebab sebentar lagi

Musim bunga mewarnai pagi

 

//Musim semi

Telah tiba

Musim yang membuat orang-orang tersenyum

Bunga-bunga rekah

Mewarnai halaman dan dipenuhi kupu-kupu

Hari apa yang lebih indah?

Dari pada segala yang luruh

Tumbuh di merambah

Orang-orang melepas harapan

Berlari, menari di bawah matahari musim semi

Bunga-bunga Prem membuat dada membuncah

Ribuan kupu-kupu ruah

Dari lengkung timur hingga selatan

Kau tersenyum di langit jingga

 

//Musim panas

Sempurna segala yang luruh

Setelah jatuh, lalu tumbuh

Kau tak perlu cemas sayang

Kini matahari akan menjadi teman

Menghangatkan hari-hari

Setelah malam membuat rindu beku

Maka lihatlah matahari di pagi hari

Asal segala harapan lepas ke semesta

Sebagaimana burung meninggalkan sarang

Lalu nikmatilah petang

Saat matahari membayang di sungai

Meninggalkan cahaya kemerahan

Akhir segala harapan berpulang

Sebagai mana burung pulang ke sarang

Setelah jauh mengembara

Riau, 2023

*Riska Widiana kelahiran 25 November 1997. Berdomisili di Riau, Kabupaten Indragiri hilir. Beberapa karyanya termuat ke dalam media.