Oleh: KH. Agus Fahmi Amrullah Hadzik

الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه وَلاَ نَبِيَّ بَعدَهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

فَيَاعِبَادَ اللهِ اوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقوَى الله اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

 

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Marilah senantiasa kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah, dengan haqqa tuqahtihi (sebenar-benar takwa). Menjalankan perintah dan tinggalkan larangan-Nya.  Janganlah sekali-kali meninggalkan dunia ini, kecuali dalam keadaan Islam dan khusnul khatimah.

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Dalam sebuah riwayat disebutkan ada empat orang yang digelari malik alardh (penguasa dunia). Wilayah kekuasaan mereka membentang dari Timur hingga Barat, memiliki pasukan militer kuat dan kekayaan hebat. Dua di antaranya berasal dari golongan orang mukmin. Yang pertama, Nabi Sulaiman, dan Dzulqarnain.

Nabi Sulaiman adalah seorang raja yang punya kuasa luar biasa. Rakyatnya buka golongan manusia saja, tapi juga golongan jin. Beliau dianugerahi Allah kemampuan untuk berbicara dengan hewan. Karena Nabi Sulaiman memang memohon kepada Allah. Dibuktikan dengan ayat:

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Dia (Sulaiman) berkata, “Ya tuhanku, ampunilah aku dan anugerhkanlah kepdaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh, engakaulah yang Maha Pemberi”. (Q.S. Shad: 35)

Allah kabulkan permintaannya dan juga memperkuat kerajaannya,

 وَشَدَدْنَا مُلْكَهُ وَآتَيْنَاهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ

Dan kami kuatkan kerajannya dan kami berikan hikmah kepadanya serta kebijaksanaan dalam meumutuskan perkara. (Q.S. Shad: 20)

Oleh karena itu, kita kenal bahwa Sulaiman di samping seorang nabi, juga merupakan raja yang sangat adil dalam menyelesaikan berbagai perselisihan antar rakyatnya.

Yang kedua, Nabi Dzulqarnain. Ia diberi kedudukan oleh Allah, seperti yang telah dimaktubkan dalam Al-Qur’an pada ayat:

إِنَّا مَكَّنَّا لَهُ فِي الْأَرْضِ وَآتَيْنَاهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا

Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi. Dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai segala sesuatu). (Q.S. Al-Kahfi: 84)

Tetapi walau keduanya memiliki kekusaan yang hebat, mereka tetap hamba Allah yang saleh dan taat.

Sedangkan, dua penguasa yang lain itu berasal dari kaum kafir. Salah satunya Namrud, seorang raja yang hidup pada zaman Nabi Ibrahim. Ia memiliki pasukan militer hebat, serta kekayaan berlimpah. Bahkan Allah menganugerahi kecerdasan dan fisik prima. Konon Namrud tidak pernah menderita sakit selama 400 tahun.

Namun, kelebihan-kelebihan yang dimilkinya tersebut menjadikannya raja yang sombong. Sampai-sampai, atas dasar kelebihan semua itu, Namrud menganggap dirinya sebagai tuhan. Alhasil, ia berlaku lalim terhadap rakyatnya. Ia tidak segan membunuh rakyat yang tidak mau mengakui dirinya tuhan.

Hingga suatu hari, ia didatangi malaikat Allah yang mengajaknya beriman. Peristiwa itu terjadi tiga kali. Akan tetapi ia menolak menjadi hamba beriman. Akhirnya, Namrud ditantang oleh Allah untuk mengumpulkan seluruh bala tentaranya. Lalu Allah mengirim jutaan ekor nyamuk agar menghisap darah tentaranya. Akibatnya seluruh kekuatan militernya hancur lebur.

Ada salah satu dari jutaan makhluk kecil itu masuk ke rongga kepala Namrud melalui lubang hidungnya. Dan berdiam di sana selama ratusan tahun menyiksa kepalanya. Bahkan, Namrud membentur-benturkan kepalanya sebab sakit tak terkira. Hingga ajal menjemputnya.  

Jamaah Jumah Rahimakumullah

Pelajaran yang dapat kita petik dari peristiwa ini, sesungguhnya kekuatan, kekayaan, dan kekuasaan bukan untuk dibanggakan, apalagi disombongkan. Namun semua itu harus disyukuri, dijadikan wasilah agar semakin dekat dengan Allah SWT. Tentu kita tidak ini lahir Namrud-Namrud baru lahir di jaman modern ini.

Ada sebuah negara yang memiliki penduduk besar, militer kuat, serta teknolgi canggih di dunia, yakni Cina. Karena kelebihan-kelebihan itu, presidennya, Xi Jin Ping mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang mampu menggoncang Cina”. Tidak lama setelah pemimpin mengucapkan itu, salah satu kotanya, Wuhan diserang oleh makhluk Allah yang sangat kecil, yakni virus Corona. Yang tidak mungkin melawannya dengan kekuatan militer. Akhirnya, seluruh dunia menjadi geger. Lebih dari dari ratusan ribu orang terinfeksi.

Maka sebagai manusia beriman, kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa ini bahwa tidak butuh gempa yang dahsyat dan tsunami besar agar bisa menggoncangkan Cina. Karena Allah tidak segan membuat nyamuk atau sesuatu lebih besar dari itu sebagai kebenaran-Nya.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ

Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpaan seekor nyamuk atau yang lebih besar dari itu. Adapun orang-orang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpaan itu?”. Dengan (perumpaan) itu banyak orang yang dibiarkan sesat, dan dengan tu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Allah tidak menyesatkan seserang kecuali orang fasik. (Q.S Al-Baqrah: 26)

Maka bersyukurlah kita kepada Allah dijadikan hamba yang beriman, bukan hanya soal ibadah, juga mencakup soal finansial. Makanan kita diatur, halal, baik, bersih dan suci. Larangan terhadap barang haram, seperti kelelawar, kecoa, dan lain-lain. Kesemuanya merupakan anugerah dari Allah bagi orang mukmin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Pentranskip: Yuniar Indra