Budi Andi Padri, santri berprestasi asal Sulawesi Selatan.

Tentu merupakan kebanggaan tersendiri bagi seorang santri yang mampu membuktikan bahwa hidup di kalangan pesantren yang notabene lebih prefer (lebih suka) pada ilmu-ilmu agama tidak lantas membuat buta akan ilmu-ilmu umum. Seperti halnya salah satu santri Tebuireng yang berhasil meraih nilai terbaik Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) se-Jawa Timur pada tahun 2019 ini dengan total nilai rata-rata 354.50; Bahasa Indonesia: 90.00, Bahasa Inggris: 92.00, Matematika: 82.50, Fiqih: 90.00. Siswa lulusan MA Salafiyah Syafi’iyah (MASS) yang baru saja diwisuda pada awal bulan Mei ini juga menjadi wisudawan terbaik I untuk kategori jurusan keagamaan yang lebih dikenal dengan Madrasah Aliyah Khusus Keagamaan (MAKK).

Muhammad Budi Andi Padri adalah salah satu santri asal Palopo, Sulawesi Selatan yang sudah mulai nyantri di Pesantren Tebuireng sejak SMP hingga MA. Sejak itu pula ia juga mulai aktif di beberapa organisasi, diantaranya; sebagai Ketua OSIS SMP A.Wahid Hasyim pada tahun 2014-2015, sebagai Ketua Kumpulan Banjari & Hadroh Tebuireng (KUBAHIRENG) pada tahun 2017-2018.

Budi adalah sosok yang bertanggung jawab, baik, ramah, sopan, dan humble, ia tidak pernah membeda-bedakan antara teman yang satu dengan teman lainnya.

Menurut beberapa sumber, jika Budi ikut dalam suatu ajang perlombaan, maka atas izin Allah bisa dipastikan selalu mendapat juara. Dan ketika Budi mendapat juara pun ia tidak pernah mengumbar-ngumbarkan pencapaiannya tersebut.

Oleh karena itu, tak heran jika sudah banyak prestasi-prestasi yang ia raih, diantaranya; Merit Award Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) ke-12, Semifinalis Cerdas Cermat Ilmiah Isef UNAIR 2016, Juara Harapan 1 Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Hari Ulang Tahun Madrasah & Pondok tahun 2015, Juara 1 Festifal Banjari di UNHASY, ITS, UB, UNISMA, Juara 2 Rajawali Futsal League Tingkat SMA se-Jatim.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Budi menyatakan bahwa kunci kesuksesan atas apa yang telah ia raih selama ini ialah lebih terletak pada doa-doa orang tua terutama do’a seorang ibu, masyayikh, asatidz, dan teman-teman santri. “Kalau usaha sendiri saya rasa sama saja dengan teman-teman,” ungkapnya dengan rendah hati.

Santri yang memiliki kecerdasan dan suara bagus ini sejak SD sudah bercita-cita untuk kuliah di Universitas Al- Azhar Kairo, Mesir. Karena keinginan yang kuat tersebut, Budi berusaha untuk mewujudkan dan Alhamdulillah Bi idznillah ‘Ala Azza Wa Jalla mengabulkan. Pada tanggal 8 Mei kemarin Budi dinyatakan lulus Beasiswa Al-Azhar jalur Kedutaan Besar Mesir di Jakarta.

Pesan Budi untuk seluruh santri tentunya jangan pernah lupa untuk selalu meminta doa restu kepada orang tua, masyayikh, dan para guru. Teruslah berkarya memberikan yang terbaik untuk pondok, jangan tanya apa yang kamu dapatkan dari pesantren, tetapi tanyalah apa yang telah kamu berikan untuk pesantren, never give up.

“Semoga ilmu yang sudah saya dan seluruh teman-teman dapatkan selama di Pesantren Tebuireng ini benar-benar menjadi berkah dan manfaat, itu saja mungkin yang terpenting menurut saya, urusan mau jadi apa itu terserah, asalkan bisa memberi manfaat bagi yang lain,” harapnya.

Motto: “Jangan pernah puas dengan apa yang sudah diraih, ingat untuk selalu bersyukur”.


Pewarta: Anis